REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Gencatan senjata anatara Ukraina Timur dan separatis gagal lagi, Senin (23/2). Pemerintah Ukraina juga gagal menarik senjata berat dari Ukraina timur karena separatis meluncurkan roket dan artileri di desa-desa bagian tenggara Ukraina.
Militer Ukraina mengatakan, mereka tidak bisa menarik senjata seperti diperintahkan dalam kesepakatan jika pasukan terus dibombardir serangan. Pemerintah Kiev melaporkan dua tentara tewas dan 10 orang terluka karena serangan.
''Mengingat posisi prajurit kami terus diserang, belum ada pembicaraan terkait penarikan senjata,'' kata juru bicara militer Kiev, Vladislav Seleznyov.
Juru bicara militer yang lain, Anatoly Stelmakh mengatakan, pasukan separatis juga menyerang pasukan di desa Shyrokyne di jalan pantai menuju kota Mariupol. Pertempuran berlangsung selama setengah jam. Kepala polisi daerah Donetsk yang masih dikendalikan Kiev, Vyacheslav Abroskin mengonfirmasi adanya baku tembak di Mariupol.
Menurutnya, satu orang perwira polisi tewas dan dua orang terluka. Satu orang anggota separatis juga dilaporkan tewas. Abroskin mengatakan, separatis membawa bahan peledak di dalam kendaraannya.
Sementara komandan separatis, Eduard Basurin membantah tuduhan penyerangan. Menurutnya, situasi kondusif dan tenang. ''Semua tenang, tidak ada penembakan,'' kata dia.
Negara-negara Barat masih berharap gencatan senjata bisa diselamatkan. Sehingga para menteri luar negeri dari Perancis, Jerman, Rusia dan Ukraina akan bertemu pada Selasa di Paris untuk mencoba mengembalikan jalur kesepakatan damai.