REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Bagian Pembinaan Mualaf Masjid Agung Sunda Kelapa Anwar Sujana mengatakan, akhir-akhir ini semakin banyak kalangan ekspatriat yang tertarik masuk Islam. Sejak Januari 2015 sampai sekarang sudah 56 orang yang menjadi mualaf.
Namun, ujar Anwar, sayangnya para mualaf ini nasibnya tidak diperhatikan oleh umat Islam maupun oleh lembaga amil zakat yang bertebaran di tanah air. "Para mualaf ini berhak mendapatkan zakat, itu sudah tertuang dalam Alquran," ujarnya, Selasa, (24/2).
Masjid Agung Sunda Kelapa yang sudah memiliki 17.500 mualaf sejak tahun 1983 tidak pernah dipedulikan oleh lembaga amil zakat. "Lembaga amil zakat tak ada yang datang menyalurkan zakatnya untuk mualaf yang membutuhkan di masjid ini," kata dia.
Anwar mengaku pernah hadir dalam acara pertemuan para pembina mualaf. Mereka juga mengaku tidak pernah didatangi oleh lembaga amil zakat untuk menyalurkan zakatnya kepada para mualaf.
Padahal, terang Anwar, ada mualaf yang dibuang keluarganya, disita hartanya oleh keluarganya karena masuk Islam. Sehingga mualaf tersebut menjadi miskin dan tidak punya uang untuk bertahan hidup.
"Saya minta lembaga amil zakat datang ke masjid-masjid yang melakukan pembinaan kepada mualaf. Sehingga para mualaf yang membutuhkan bisa diberi zakat, itu hak mereka," ucapnya.