Rabu 25 Feb 2015 07:30 WIB

Industri Minyak dan Gas Inggris Suram di 2014

Rep: C87/ Red: Satya Festiani
Pekerja sedang berada di kilang minyak
Foto: ap
Pekerja sedang berada di kilang minyak

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Badan Industri Minyak dan Gas Inggris mengatakan penurunan harga minyak dan meningkatnya biaya menyebabkan sektor tersebut menghabiskan dan menginvestasikan 5,3 miliar euro. Angka tersebut diperoleh dari penjualan selama 2014.

Nilai tersebut menjadi arus kas terbesar sejak investasi besar-besaran di platform pada 1970-an. Survei tahunan itu menunjukkan bahwa investasi di industri, seperti pengeboran, jatuh pada tahun ini. Badan Minyak dan Gas Inggris menekankan pemerintah untuk mengamankan masa depan jangka panjang industri tersebut.

Meskipun tahun lalu diharapkan adanya pemboran 25 sumur, hanya 14 yang berlangsung. Selain itu, cadangan minyak yang layak hanya 50 juta barel atau setara gas yang ditemukan. Tahun ini, Badan Minyak dan Gas Inggris berharap sebanyak 8-14 sumur eksplorasi yang akan dibor, dan hanya  lima sumur untuk menilai penemuan awal. Hal itu menunjukkan penurunan tajam dalam investasi untuk mengembangkan cadangan baru dan memperluas ladang lepas pantai saat ini.

Survei tersebut juga menunjukkan bahwa investasi 2014 mencapai 14,8 miliar euro, lebih tinggi dari yang diharapkan karena biaya dan proyek berlebih. Angka tersebut diperkirakan turun menjadi sekitar 9,5 miliar euro sampai 11,3 miliar euro sepanjang 2015. Selain itu, survei menunjukkan investasi tahunan bisa jatuh serendah 2,5 miliar euro dalam waktu tiga tahun, setelah gelombang proyek-proyek besar saat ini memasuki produksi.

Survei juga menunjukkan produksi minyak dan gas turun hanya 1 persen selama 2014, menyusul penurunan tajam selama tiga tahun sebelumnya. Minat investasi yang tinggi diharapkan meningkatkan investasi sebesar 1 persen pada tahun 2015.

Selain itu, biaya operasional pada 2014 terus meningkat naik 8 persen menjadi 9,6 miliar euro. Biaya per barel minyak sulingan meningkat pada rekor tinggi 18,50 euro. Hal itu menunjukkan langkah-langkah biaya dan efisiensi perlu ditingkatkan hingga 40 persen per barel.

Chief Executive Badan Minyak dan Gas Inggris Malcolm Webb mengatakan pada harga minyak saat ini dia melihat konsekuensi secara nyata. Tanpa investasi berkelanjutan dalam bidang baru yang ada, infrastruktur penting akan hilang. Serta pentingnya hubungan dengan North Sea untuk efektif mensterilkan daerah cekungan dan meninggalkan minyak dan gas di tanah.

“Bahkan pada harga 110 dolar per barel, kemampuan industri untuk mewujudkan potensi penuh dari sumber daya minyak dan gas di Inggris tersembelih oleh meningkatnya biaya, beban pajak yang tidak sustainable dan regulasi yang tidak pantas,” ujarnya seperti dilansir BBC, Selasa (24/2).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement