REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri Maarif Institute Syafii Maarif meminta masyarakat agar meningkatkan rasa toleransinya terhadap pemimpin yang beda keyakinan dengan sebagian besar masyarakatnya.
"Konstitusi Indonesia memang tidak mengenal kelompok mayoritas dan minoritas meski dalam praktiknya sehari-hari terlihat jelas seperti kasus Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta dan
Susan Jasmine Zulkifli menjadi Lurah Lenteng Agung, Jakarta Selatan," kata Syafii di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, banyak kasus tentang mayoritas-minoritas terjadi di Indonesia dengan disertai justifikasi keagamaan dan juga kekerasan. "Justifikasi itu seperti sebuah daerah mayoritas Muslim dipimpin non-Muslim dan begitu sebaliknya," kata dia.
Syafii mengharapkan umat Muslim mampu mengkaji secara mendalam terkait fikih dalam Islam. Kajian itu akan menghindarkan klaim tunggal mengenai kebenaran. "Kita bisa memberi contoh kepada umat dan masyarakat tentang berpikir mendalam dan tidak gampang terjebak pada perilaku emosional dalam mendukung atau menolak kelompok tertentu," kata dia.
Lebih lanjut, dia mengatakan jika kita bisa menemukan hakikat hidup dalam masyarakat majemuk di dalam Alquran, Alhadits dan berbagai pemikiran Islam.