Rabu 25 Feb 2015 08:14 WIB
Konflik Golkar

Kepentingan 'Tokoh Tua' Jadi Akar Perpecahan Golkar

Rep: C02/ Red: Bayu Hermawan
2 Kubu Golkar (Ilustrasi)
Foto: Republika/Mardiah
2 Kubu Golkar (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik Universitas Jayabaya, Lely Arianie menilai pertarungan kepentingan "tokoh tua" di Partai Golkar yang menjadi akar permasalahan perpecahan di tubuh partai berlambang pohon beringin itu.

Padahal menurutnya, masih mempunyai banyak tokoh muda yang berkredibilitas dan mampu membawa golkar lebih baik.

"Tokoh tua di golkar masih punya kepentingan. Hal itulah yang menjadi akar masalah," ujar Lely Arianie kepada ROL, Selasa (24/2).

Menurutnya hal ini sangat aneh, terlebih masih banyaknya pendukung atas kepentingan tokoh tua tersebut. Ia mengatakan hal ini berarti, kader-kader di Golkar masih bergantung dan menganggap tokoh tua seperti Aburizal Bakrie (Ical) dapat menyelamatkan golkar dan mengusung kepentingan mereka.

Lely melanjutkan, Ical sudah tidak seharusnya mencalonkan diri kembali menjadi ketua umum. Ia harus memberikan kesempatan ke politikus Golkar yang lebih muda lainnya. Sebab Ical sejak pemilu 2014 tidak bisa menunjukan diri sebagai partai yang harusnya disegani. Ical hanya memberikan jumlah suara untuk Prabowo sedikit.

"Itu harus jadi pertimbangan kader," ucapnya.

Lely mengatakan setuju Dewan Pertimbangan Partai Golkar mengadakan musyawarah bersama. Sebab dalam musyawarah tersebut masing-masing kubu bisa mempersatukan kepentingan untuk golkar lebih baik.

Ia menjelaskan, jika kedua kubu tidak bisa dan masih berseteru. Usulan dewan pertimbangan untuk menunjuk calon baru bisa menjadi solusi.

Namun, dewan pertimbangan partai dan mahkamah partai harus bersikap netral dan tidak memihak. Sebab ia melihat beberapa orang di mahkamah partai dan dewan pertimbangan masih ada yang memihak salah satu kubu. Sehingga keberpihakan itu bisa menutup kembali peluang golkar untuk menyelesaikan masalah

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement