REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Indeks Manufaktur Negara Tirai Bambu kembali naik di Bulan Februari, mencapai 50,1. Jika dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya, perkembangan indeks manufaktur Cina tampak fluktuatif. November 2014 senilai 50, Desember menjadi 59,6, Januari 2015 pada angka 59,7.
Laporan tersebut diterbitkan oleh HSBC Flas China Manufacturing PMI, sebagaimana dilansir laman CNBC. Indeks ini mengukur pertumbuhan kinerja industri manufaktur di sebuah negara. Dimana angka 50 menunjukkan munculnya ekspansi pertumbuhan aktivitas manufaktur.
Ahli Ekonomi HSBC, Qu Hongbin, mengatakan industri manufaktur Cina pada Februari tumbuh karena permintaan domestik yang solid di saat pesanan dari luar negeri menyusut. Pesanan tersebut bermunculan seiring dengan hadirnya perayaan imlek di awal tahun.
“Data saat ini adalah perbaikan marjinal ketika industri manufaktur China memasuki periode tahun baru China pada Februari,” kata Hongbin dalam rilis Markit Economics, Rabu (25/2). Ia mengatakan aktivitas ekonomi domestik pasca Imlek masih akan lesu, sedangkan permintaan luar negeri masih diwarnai ketidakpastian.