Kamis 26 Feb 2015 12:51 WIB

Perseteruan AS-Israel Meruncing

US Secretary of State John Kerry speaks at the Center for American Progress on the launch of India:2020 in Washington July 28, 2014.
Foto: Reuters/Gary Cameron
US Secretary of State John Kerry speaks at the Center for American Progress on the launch of India:2020 in Washington July 28, 2014.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Saling ejek, AS dan Israel meningkatkan perseteruan publik mereka. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menuduh AS mengizinkan Iran mengembangkan senjata nuklir.

Menteri Luar Negeri AS secara terbuka mempertanyakan penilaian Netanyahu tersebut. Pernyataan tersebut menambah ketegangan hubungan dua negara terkait pidato Netanyahu di kongres AS pekan depan.

Anggota parlemen dari Partai Demokrat menyatakan tidak akan menghadiri pidato tersebut. Jumlah mereka semakin meningkat. Netanyahu diundang pemimpin Partai Republik untuk menyampaikan pidato di kongres tanpa sepengetahuan pemerintah AS.

Netanyahu berharap pidatonya akan memperkuat perlawanan terhadap kesepakatan nuklir Iran. "Tampaknya mereka (AS) menyerah pada komitmen itu dan menerima Iran dalam beberapa tahun mendatang mengembangkan materi untuk senjata nuklir," ujar Netanyahu di Israel, Rabu (25/2).

Berbicara di Capitol Hill di Washington, Kerry menolak kekhawatiran Netanyahu. "Dia memiliki penilaian yang sepertinya tidak benar," kata Kerry.

Dalam sebuah wawancara, Selasa, Penasihat Keamanan Nasional Susan Rice mengatakan rencana pidato Netanyahu merusak hubungan AS-Israel. Menurutnya, AS selalu dan perlu tetap menjadi bipartisan (gabungan dua partai).

Rencana Netanyahu berbicara kepada kongres telah membuat jengkel banyak anggota Demokrat sekaligus menempatkan mereka di tempat yang sulit. Mereka khawatir terlihat antiIsrael jika mereka tidak hadir.

Senator Tim Kaine dari Virginia mengatakan pidato Netanyahu sangat tidak pantas mengingat pemilu Israel digelar dalam waktu dekat, 27 Maret.

Presiden Barack Obama tidak dijadwalkan bertemu Netanyahu pekan depan. Gedung PUtih mengaku tidak akan berinteraksi dengan pemimpin negara yang akan mengikuti pemilu.

Pejabat tinggi pemerintah lainnya berencana ke luar negeri selama kunjungan Netanyahu, termasuk Kerry dan Wakil Presiden Joe Biden.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement