REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur menyatakan operasional Bandar Udara (Bandara) Bawean, Kabupaten Gresik, menunggu penyempurnaan landasan pacu yang masih perlu perbaikan di bagian lapisan atasnya.
"Kalau landasan pacunya sudah disempurnakan maka operasional bisa dilakukan. Sekarang tinggal menunggu faktor itu saja," ujar Kepala Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan Provinsi Jawa Timur Wahid Wahyudi di Surabaya, Kamis (26/2).
Pihaknya berharap ke Direktorat Jenderal Perhubungan Udara untuk menyelesaikannya agar masyarakat segera merasakan fungsi bandara tersebut. Dia menjelaskan, landasan pacu di Bandara Bawean saat ini sepanjang 900 meter dan akan dilakukan penambahan panjang landasan secara bertahap.
"Sementara ini dinilai sudah cukup panjangnya landasan pacu di sana. Penambahannya nanti bertahap sesuai kebutuhan," katanya.
Pemprov Jatim menargetkan sebelum Lebaran 2015, khususnya musim arus mudik dan balik yang diperkirakan mengalami peningkatan kunjungan ke Pulau Bawean, operasional sudah berjalan. Terlebih, lanjut dia, tidak sedikit masyarakat setempat yang bekerja di luar negeri sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI), seperti di Malaysia, Singapura, Hong Kong, dan sejumlah negara lainnya.
"Bisa dibayangkan bagaimana kepadatan warga Bawean yang hendak pulang ke kampung halaman. Sebelum Lebaran diupayakan harus difungsikan," ucapnya.
Sementara itu, terkait pesawat yang digunakan, Wahid Wahyudi menegaskan bahwa pesawat jenis Grand Caravan milik maskapai Susi Air berkapasitas 12 penumpang yang akan melintasi Surabaya-Bawean dan sebaliknya.
Pesawat jenis sama yang digunakan sebagai penghubung Surabaya-Sumenep maupun Surabaya-Karimun Jawa-Semarang serta sebaliknya. Selama sepekan, penerbangan dari Surabaya ke Bawean pulang dan pergi dilakukan dua kali dengan tarif Rp 200 ribu sekali terbang.
Pihaknya optimistis penerbangan ini mendapat minat positif karena kapal yang menjadi satu-satunya transportasi ke Bawean sering mengalami kendala karena tingginya ombak.
Bandara Bawean akan dimulai beroperasi setelah turun Surat Keputusan dari Dirjen Perhubungan Udara dan persetujuan verifikasi dari Tim Kementerian Perhubungan yang menilai layak atau tidaknya bandara perintis tersebut.
"Sekarang tahapannya masih menunggu penyempurnaan landasan pacu. Setelah selesai, baru diverifikasi kelayakan, kemudian dilaporkan ke kementerian untuk dikeluarkan SK-nya," kata Wahid.