Kamis 26 Feb 2015 14:26 WIB
Eksekusi Mati Gembong Narkoba

Wawancara Keluarga Terpidana 'Bali Nine' Dipotong MetroTV

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Erik Purnama Putra
Orang tua terpidana mati Bali Nine, Myuran Sukumaran berkunjung ke Bali.
Foto: News.com
Orang tua terpidana mati Bali Nine, Myuran Sukumaran berkunjung ke Bali.

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Keluarga Andrew Chan dan Myuran Sukumaran diinterviu salah satu stasiun televisi Indonesia, MetroTV pada Rabu (25/2) malam, Sayangnya, tayangan tersebut dipotong sekitar 50 detik. Padahal, itu adalah siaran pertama yang menayangkan keluarga terpidana mati 'Bali Nine'.

Dalam tayangan lengkapnya, dua kakak salah satu terdakwa, Michael Chan, Chinthu dan Raju Sukumaran berbicara tentang rehabilitasi, dan mengapa mereka berhak kesempatan kedua. Mereka menjawab sekitar 10 pertanyaan.

''Kami merasa malu karena hal ini terjadi. Kami, sebagai sebuah keluarga, tahu bahwa ini telah menyebabkan banyak rasa malu bagi Indonesia dan kami mohon maaf. Tapi saya pikir dalam 10 tahun, ia telah melakukan banyak hal yang baik untuk Indonesia di dalam penjara untuk mencoba dan meminta maaf," kata Michael Chan, dikutip Sydney Morning Herald.

Dikutip News.com, siaran wawancara hanya menayangkan Michael dan Raji menjawab satu pertanyaan. Jawaban mereka pun dipotong. Itu bukan kali pertama keluarga terdakwa datang ke Indonesia untuk memberikan pesan bagi orang Indonesia.

Pada awal Februari, mereka pergi ke Jakarta untuk mengadakan konferensi pers dan memohon ampunan di luar Istana Kepresidenan. Namun, karena keramaian yang membludak, mereka menunda konferensi pers dan mengadakannya di hotel.

Media Australia memang gencar menceritakan reformasi Chan dan Sukumaran di dalam penjara. Mereka juga menjalankan program rehabilitasi yang membantu ratusan tahanan di Indonesia. Media-media itu juga mengatakan heroin seberat 8,2 kilogram yang dibawa terdakwa sebenarnya menuju Australia, bukan Indonesia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement