REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, pihaknya menolak upaya penghapusan Lembaga Sensor Film (LSF).
"Sensor film dibutuhkan untuk melindungi publik dari tontonan yang menyebar kebencian, fitnah, unsur sara, konten pornografi dan kekerasan. Sebab tontonan yang mengandung hal itu membahayakan penonton," kata Dahnil, Kamis, (26/2).
Menurutnya, film tidak bisa diserahkan begitu saja kepada sistem rating seperti yang diusulkan Kepala Badan Ekonomi Kreatif. "Memang melakukan rating film itu mudah tapi merating tingkat intelektualitas orang tidak bisa dilakukan."
Orang dewasa antara yang satu dengan yang lain belum tentu mencerna makna film dengan sama. Tingkat pendidikan, persepsi, kedewasaan, dan intelektulitas berbeda makanya penerimaan makna film bisa berbeda-beda.
Apalagi, orang dewasa belum tentu memiliki etika moral yang sama. Makanya dibutuhkan LSF, film tidak bisa dibiarkan bebas tanpa sensor begitu saja.
Ada LSF saja film berbau porno masih ada. "Bagaimana kalau LSF dihilangkan, makanya LSF harus tetap ada," kata Dahnil.