Kamis 26 Feb 2015 17:52 WIB

Penawaran Saham Perdana Perusahaan Tambang Masih Prospektif

Rep: Aldian Wahyu Ramadhan/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Karyawan melimtas di depan layar Indek Harga Saham Gabungan (IHSG), Jakarta.
Foto: Prayogi/republika
Karyawan melimtas di depan layar Indek Harga Saham Gabungan (IHSG), Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) menilai potensi perusahaan tambang untuk melakukan penawaran saham perdana (IPO) masih menjanjikan. Alasannya, peminat saham tambang masih banyak.

Anggota Tim Pengkajian Pertambangan dan Energi Asosiasi Emiten Indonesia (AEI) Herman Kasih mengatakan, perusahaan tambang yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia masih minim. Pasalnya, saat ini emiten di sektor pertambangan baru berjumlah 41. Rinciannya, 33 emiten industri batu bara dan delapan emiten logam dan mineral.

Menurut Herman, sektor pertambangan sedang lesu karena berbagai rintangan menghadang. Di antaranya harga komoditas masih terpuruk dan pasokan batu bara membeludak.

Dia melanjutkan, hambatan lain bagi perusahaan tambang adalah kewajiban divestasi dan peningkatan pembayaran royalti. Kedua hal tersebut termasuk indikator minat investor. ''Kenaikan tarif royalti izin usaha pertambangan (IUP) batu bara mengurangi minat investasi,'' kata dia dalam seminar Peluang dan Tantangan Perusahaan Tambang: Maju dan Berkembang Melalui Pasar Modal, Jakarta, Kamis (26/2) siang.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melansir terdapat 6.000 pemegang IUP yang sudah memenuhi syarat clean and clear (CnC). Hal tersebut menjadi indikator potensi perusahaan tambang untuk mencari tambahan dana melalui bursa masih menjanjikan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement