Kamis 26 Feb 2015 22:04 WIB

Dua Bulan, Sembilan Pasien DB Meninggal di RSUP Sardjito

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Djibril Muhammad
Nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD.
Foto: dinsos.jakarta.go.id
Nyamuk Aedes Aegypti penyebab DBD.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Hanya dalam waktu dua bulan di RSUP Dr Sardjito sudah ada sembilan pasien Demam Berdarah (DB)yang meninggal.

"Jumlah pasien yang meninggal di RSUP Dr Sardjito akibat DB selama bulan Januari-Februari 2015 ini sama dengan jumlah pasien yang meninggal akibat DB selama setahun (2014). Ini angka luar biasa kenaikannya," kata Kepala Bidang Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito Trisno Heru Nugroho di ruang kerjanya, Kamis (26/2).

Selama Januari ada delapan pasien akibat DB yang meninggal di RSUP Dr Sardjito. Mereka berasal dari Kabupaten Bantul sebanyak tiga orang (masing-masing dari Kecamatan Banguntapan, Kecamatan Pandak dan Kecamatan Jetis), dua orang dari Kabupaten Gunungkidul, dua orang dari Klaten dan seorang dari Wonosobo.

Sedangkan pada Februari sampai tanggal 26 Februari ada satu orang yang meninggal dari  Kecamatan Kasihan Bantul.

Heru mengatakan jumlah seluruh pasien DB yang dirawat di RSUP Dr Sardjito juga semakin meningkat dibandingkan tahun 2014.

Pada Januari 2014 sebanyak 12 kasus sedangkan Januari tahun 2015 ini ada 29 kasus dan pada bulan Februari 2014 ada sembilan kasus, sedangan pada bulan Februari 2015 sampai tanggal 26 sudah ada 23 kasus. Mereka yang dibawa ke RSUP Dr Sardjito sudah dalam kondisi yang sudah parah dn biasanya me (shock syndrome).

Menurut Heru, kasus DB masih akan terus meningkat dan diperkirakan akan mengalami outbreak (red. kejadian luar biasa) pada bulan Maret. Karena hujan masih akan terus berlangsung dan mulai reda di bulan April. 

Ia juga mengimbau kepada petugas di Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) tingkat I dan II apabila menerima pasien yang menunjukkan gejala DB jangan nunggu sampai empat atau lima hari, melainkan harus dirujuk ke RSUP Dr Sardjito.

"Kami tidak akan menolak bila ada pasien DB yang dirujuk ke RSUP Dr Sardjito. Kalau keluarganya mampu bila seseorang mengalami panas tinggi di hari pertama bisa diperiksa NS-1. Dengan pemeriksaan tersebut bisa langsung diketahui apakah dia sakit Demam Berdarah atau tidak. Tetapi pemeriksaan dengan NS-1 tidak ditanggung oleh BPJS, biayanya sekitar Rp 300 ribu," jelas Heru.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement