Jumat 27 Feb 2015 01:16 WIB

Pembuat Film Jarang yang Idealis, Sensor Film Dibutuhkan

Rep: Dyah Ratna Meta Novia / Red: Ilham
 Gedung Lembaga Sensor Film (LSF)
Foto: MgROL_37
Gedung Lembaga Sensor Film (LSF)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, pihaknya menolak upaya penghapusan Lembaga Sensor Film (LSF). 

Rating film berdasarkan usia, ujar Dahnil, tidak bisa diserahkan kepada pasar. "Pembuat film jarang yang punya idealisme tinggi, rata-rata mereka  memaksimalisasi keuntungan, makanya dibutuhkan kehadiran LSF," ujarnya, Kamis, (26/2).

Kalau  diserahkan ke pasar, produser sering mengabaikan etika moral demi maksimalkan keuntungan. Merating umur memang mudah, merating daya tangkap juga mudah, tapi mengukur moralitas itu tidak bisa. 

"Makanya tidak boleh diberikan ke pasar karena pasar memaksimalkan keuntungan. Jangan abaikan nilai-nilai yang ada di  Indonesia, jangan sok liberal banyak hal yang harus dijaga."

Ada LSF saja film berbau porno masih banyak, apalagi jika tidak  ada LSF. Indonesia mayoritas umat Islam sehingga harus dilakukan penjagaan terhadap budaya dan nilai-nilai Islam. 

 

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement