REPUBLIKA.CO.ID, SAMPIT, KALTENG -- Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, harus bekerja keras untuk mempercepat pemerataan pembangunan karena hingga saat ini masih ada sekitar 300 desa yang berstatus desa tertinggal.
"Saat ini masih ada 300 desa tertinggal dari 1.428 desa yang ada di Kalimantan Tengah. Kalau dipersentasekan, ini sekitar 21 persen. Kita bersama-sama berjuang untuk meningkatkan desa-desa itu menjadi desa maju," kata Ketua Tim Sosialisasi PM2L Provinsi Kalteng, Eteri Herano di Sampit, Jumat (27/2).
Data ini disampaikan Eteri saat sosialisasi rencana aksi Program Mamangun Tuntang Mahaga Lewu (PM2L) di Kantor Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Kotawaringin Timur. Program ini merupakan terobosan pemerintah provinsi dalam rangka pengentasan desa tertinggal dan kemiskinan.
Program yang digagas Gubernur Agustin Teras Narang dan Wakil Gubernur H Achmad Diran ini dicanangkan sejak 2006 lalu di Desa Tumbang Terusan Kecamatan Tewang Sanggalang Garing Kabupaten Katingan. Namun, program ini baru mulai terealisasi sejak 2008 atau sudah berjalan selama delapan tahun.
"Tahun ini merupakan tahun terakhir pelaksanaan PM2L seiring akan berakhirnya masa pemerintahan Pak Teras dan Diran selama dua periode pada 4 Agustus. Kami berharap pemerintahan berikutnya bisa melanjutkan ini," harap Eteri.
Selain 300 desa tertinggal tersebut, ada pula tiga desa berstatus sangat tertinggal yang terletak di Kabupaten Murung Raya. Seluruh kabupaten dan kota diminta secara serius bersama pemerintah provinsi untuk membangun desa-desa tertinggal tersebut sehingga bisa menjadi desa maju.
Di Kotim, hingga Desember 2014 lalu tersisa hanya enam desa tertinggal. Enam desa yang masih berstatus desa tertinggal tersebut yaitu empat desa di Kecamatan Bukit Santuai yaitu Tumbang Sapia, Tumbang Saluang, Lunuk Bagantung dan Tumbang Tawan. Sedangkan sisanya yaitu Desa Kuluk Telawang di Kecamatan Antang Kalang dan Desa Rantau Suang di Kecamatan Telaga Antang.