REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabareskrim Mabes Polri, Komjen Pol Budi Waseso angkat bicara terkait pertemuan diam-diam yang dilakukan dirinya dengan Pelaksana tugas pimpinan (Plt) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Taufiequrachman, pada Rabu (25/2) malam. Menurut Budi, pertemuan tersebut merupakan koordinasi antara dirinya dengan pihak KPK.
"Saya belum sempat melakukan koordinasi KPK, beliau menanyakan kasus apa yang mau saya tangani agar tidak bertabrakan dengan yang ditangani KPK," ungkap Budi di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (27/2).
Jenderal bintang tiga itu menampik bila pertemuan tersebut dilakukan diam-diam, "tidak diam-diam, beliau dalam rangka menanyakan ke saya tentang kasus apa, kebetulan kan sudah diluar jam kantor," jelasnya.
Adapun dalam pertemuan tersebut ia menyampaikan kasus besar yang juga menyeret orang besar dalam jumlah serta menyangkut institusi yang besar pula seperti BUMN. "Saya bilang, sementara ini belum bisa disampaikan karena masih dalam penyelidikan," terang Budi.
Nantinya, bila sudah ada alat bukti yang kuat, dirinya akan menyampaikannya kepada KPK, "kasus ini akan diawasi KPK," ucapnya.
Budi menambahkan, dalam pertemuan yang juga dihadiri pimpinan KPK lainnya, Adnan Pandu Pradja dan Indrianto Seno Adji sama sekali tidak membicarakan kasus yang menyeret nama Bambang Widjojanto dan Abraham Samad. "Tidak ada itu, kenapa sih, itu sudah selesai kok, kita tidak usah bicarakan itu lagi," tuntasnya.
Seperti dietahui, Ruki pada Rabu (25/2) datang ke Bareskrim Mabes Polri lewat pintu belakang yang menjadi jalan yang biasanya dilalui Kabareskrim. Bahkan mobil Ruki, Lexus B 2022 BP diparkirkan di samping mobil Budi Waseso.
Pertemuan diketahui berakhir sekitar pukul 23.00 WIB. Namun, Ruki dan Komjen Buwas sama-sama menghindar dari para wartawan.
Dalam pertemuan itu, tidak diketahui adanya pimpinan KPK yang lain selain Ruki. Namun ternyata, Ruki datang bersama dua koleganya, yakni Adnan Pandu Praja dan Indriyanto Seno Adji.