REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menerima pengaduan dari Pimpinan cabang Muhammadiyah Cengkareng tentang pengambilalihan Masjid Jami Assalam di kawasan Cengkareng Barat, Jakarta Barat sekitar dua pekan lalu. Hal tersebut disampaikan oleh Komisioner Komnas HAM, Meneger Nasution.
Ia mengatakan, pihak pimpinan cabang Muhammdiyah Cengkareng merasa bahwa masjid Jami Assalam telah diambilalih oleh warga sekitar secara paksa dengan mengganti kepengurusan masjid, daftar imam masjid serta mencopot plang masjid.
Kejadian ini telah dilaporkan ke pihak kepolisian. Namun tidak mendapat respon lebih lanjut. Sehingga pihak pimpinan cabang Muhammdiyah Cengkareng meminta bantuan Komnas HAM dalam menyelesaikan permasalahan ini.
"Maka dalam pandangan Komnas HAM ini sesungguhnya menjadi catatan Komnas HAM kasus-kasus intoleransi. Karena dilarang mengamalkan keagamaan. Ada yang diteror dan diancam. Kelompok pimpinan cabang Muhammdiyah ini merasa karena mereka yang punya hak dari awal. Maka Komnas HAM akan mendorong negara agar kemudian menyelesiakan masalah. Jangan justru menjadi bagian dari masalah," ujar Meneger Nasution saat ditemui di Kantor Komnas HAM Jakarta, Jumat (27/2).
Menurutnya, jika masalah ini tidak segera diselesaikan maka akan menimbulkan peluang konflik horizontal yang besar. Hal ini dikarenakan, masjid sudah beroperasi lebih dari 10 tahun. Sehingga tindakan preventif perlu segera dilakukan.
Untuk itu, pada minggu depan Komnas HAM akan memanggil jajaran Pemerintah Kota Jakarta Barat , camat, lurah, RW, RT hingga pihak kepolisian Cengkareng untuk meminta klarifikasi dan mendorong jajaran pemerintah untuk bersifat profesional dalam menyelesaikan kasus pengambilalihan masjid tersebut.
Ia meminta agar semua pihak menahan diri agar permasalahan ini tidak memicu konflik. Ia menambahkan, pihak pimpinan cabang Muhammadiyah tidak mempermasalahkan jika masjid digunakan oleh warga sekitar.
"Saat ini statusnya masih beroperasi. Justru informasi terakhir warga sudah masuk ke dalam. Tolong semua menahan diri. Kita bisa bayangkan kalo sudah diambilalih gitu," katanya.