REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Perusahaan minyak milik negara Meksiko, Pemex, merugi 17,7 miliar dolar AS pada 2014. Peme merugi karena terpukul penurunan tajam harga minyak mentah, pencurian bahan bakar oleh geng dan pelemahan peso terhadap dolar.
Dalam sebuah pernyataan hasil kinerja perusahaan, kerugian tahunan itu 55 persen lebih besar daripada 2013. Pada kuartal keempat tahun lalu, perusahaan rugi 7,8 miliar dolar AS karena produksi minyak mentah jatuh menjadi 2,36 juta barel perhari, turun 6,5 persen dari periode yang sama 2013.
Hasil menyedihkan itu terjadi karena Pemex kehilangan hak monopolinya pada pengeboran minyak dan gas di Meksiko, setelah RUU reformasi energi bersejarah disahkan tahun lalu. Reformasi UU tersebut membuka sektor minyak bagi investasi asing untuk pertama kalinya sejak
1938.
Perusahaan yang menyediakan sepertiga penerimaan pajak Meksiko itu mengatakan kinerjanya dipengaruhi oleh penurunan 27,9 persen pada harga rata-rata minyak mentah campuran Meksiko untuk ekspor. Apresiasi dolar terhadap peso juga turut berperan.
"Selain itu, pencurian bahan bakar berdampak pada biaya dan pengeluaran untuk operasi. Dengan meningkatnya aktivitas itu, ada efek lebih besar pada hasil keuangan," kata perusahaan.
Pekan lalu, Pemex mengatakan akan menghentikan pengiriman bensin dan solar siap pakai melalui jaringan pipa di seluruh negeri itu setelah lebih dari satu miliar dolar AS bahan bakar minyak dicuri oleh geng-geng pada 2014.
Perusahaan juga memutuskan menangguhkan beberapa proyek eksplorasi minyak laut dalam dan rencana memangkas pekerja.
Namun, pemerintah masih berencana mengadakan lelang pertama sejak reformasi energi. Pada Juli, pemerintah akan memilih pemenang untuk proyek perairan dangkal.
Turunnya harga minyak internasional juga telah memaksa pemerintah Meksiko memotong anggaran 2015 dan program-programnya, termasuk proyek kereta cepat senilai 3,7 miliar dolar AS.