REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kapolsek Cengkareng Komisaris Polisi Sutarjono mengatakan, tidak ada pengaduan terkait isu serangan di Masjid As-Salam, Cengkareng Barat, Jakarta Barat. "Tidak ada pengaduan apapun, itu hanya masalah internal saja," ujar Kompol Sutarjono kepada ROL, Sabtu (27/2).
Kompol Sutarjono menjelaskan situasi di lingkungan Masjid As-Salam aman terkendali. Menurut dia, konflik yang terjadi hanya karena salah paham dan masalah internal. "Tadi kita ke sana bareng bapak Kapolda ikutan Maulid Nabi sekalian cek lokasi, semua aman," kata Sutarjono.
Sebelumnya, Bambang, warga RW. 01 Cengkareng Barat, mengungkap sebelumnya memang ada permasalahan terkait kepemilikan masjid. Warga mengklaim Masjid As-Salam merupakan milik umum dan berdiri di tanah negara. Masjid itu juga didirikan bersama-sama dengan warga Muslim lainnya di RW 01.
Perwakilan warga, kata Bambang, juga sudah menemui pihak Pengurus Muhammadiyah cabang Cengkareng untuk membahas permasalahan tersebut. "Kita semua dulu sama-sama membangun ini masjid untuk digunakan shalat berjamaah, kita dengan warga Muhammdiyah lainnya baik-baik saja silaturahimnya," ujar Bambang.
Bambang menambahkan, masjid ini juga dulunya didirikan atas nama yayasan Assalam dan bukan milik organisasi tertentu. "Karena dengan adanya Yayasan Assalam itu maka Masjid Jami As-Salam yang dulunya hanya sebuah surau kecil dan taman bermain, kini dapat berdiri dan digunakan warga untuk shalat berjamaah," terang Bambang.
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin mengatakan, kepemilikan masjid itu sesuai sertifikat Nomor 3 tanggal 23/9/2008 atasnama PC Muhammadiyah Cengkareng dengan nama Nadzir Romli (Ketua), Salman Efendi (Bendahara) dan Yasman Pitoyo (Sekretaris).
"Masjid ini resmi milik Muhammadiyah sudah sejak 30 tahun dan tahun 2008 saat diwakafkan kepada Muhammadiyah tak ada masalah dan aman-aman saja," kata Din.