Ahad 01 Mar 2015 14:53 WIB

Modus Perambah, Bakar Hutan Pakai Obat Nyamuk

Kebakaran hutan dan lahan di Desa Buruk Bakul, Bengkalis, Riau, Jumat (13/2).
Foto: Antara
Kebakaran hutan dan lahan di Desa Buruk Bakul, Bengkalis, Riau, Jumat (13/2).

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Perambah lahan dan hutan di Pulau Rupat Kabupaten Bengkalis, Riau menggunakan modus membakar dengan alat sederhana berupa obat nyamuk bakar dan solar yang ketika dikombinasikan menjadi bom waktu yang bisa mengakibatkan kebakaran besar.

Hal itu diungkapkan oleh Direktur Utama PT Sumatera Riang Lestari (SRL), Jajang Suherlan, di Pekanbaru, Ahad (1/3), berdasarkan hasil temuan tim pemadam kebakaran perusahaan industri kehutanan itu saat kebakaran terjadi di Pulau Rupat pada Februari lalu.

Dia mengatakan, tim pemadam kebakaran menemukan alat pembakar tersebut ditinggalkan di lahan konsesi perusahaan, tepatnya di kompartemen H026, yang selama ini dirambah oleh sekelompok warga setempat.

"Petugas kami menemukan sekitar 10 alat pembakar tersebut disembunyikan di semak-semak. Temuan ini sudah dilaporkan ke pihak kepolisian dan kami mendukung upaya penyelidikannya," kata Jajang.

"Kami tidak mengerti apakah ini ada unsur sabotase yang ingin membakar lahan kami, namun bukti inilah yang kami dapatkan di lapangan dan semoga kepolisian bisa melakukan penyelidikan," ujarnya. Kebakaran lahan telah melanda Pulau Rupat sejak Januari lalu dan hingga kini masih membara karena kemarau yang ekstrem dan tindakan pembakaran lahan.

Jajang mengatakan kebakaran di areal konsesi pernah terjadi pada 2 Februari di area kompartemen H033 yang bersamaan dengan aksi demonstrasi masyarakat di daerah Pergam. "Penyebab kebakaran diduga dibakar oleh pihak tidak bertanggung jawab atau sabotase karena waktu itu ada aksi demonstrasi yang juga diikuti dengan perusakan kamp subkontraktor," katanya.

Dia mengatakan, pembakaran tersebut mengakibatkan sekitar satu hektare (ha) lahan perusahaan terbakar, namun kebakaran akhirnya bisa ditanggulangi dalam dua hari. Menurut dia, areal konsesi perusahaan kembali terbakar akibat api loncat dari kebakaran lahan di luar konsesi pada 23 Februari.

Perusahaan melakukan berbagai upaya untuk memadamkan api dengan cara menjatuhkan bom air dari helikopter, pembuatan sekat api dengan alat berat, serta mengerahkan seluruh 74 personel pemadam kebakaran.

"Angin sangat kencang membuat percikan api dari kebakaran lahan di luar konsesi yang berjarak sekitar 150 meter terbawa angin masuk ke dalam areal perusahaan. Estimasi areal yang terbakar sekitar lima hektare, termasuk di dalamnya kebun akasia yang sudah berumur tiga tahun," kata Jajang.

Menurut dia, kebakaran kini sudah terkendali karena pasukan pemadam kebakaran PT SRL berhasil melokalisir agar api tidak meluas, dan kondisi gambut di areal konsesi tetap basah dengan menerapkan sistem buka-tutup kanal dengan manajemen ketinggian air (water level management).

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement