Ahad 01 Mar 2015 19:19 WIB

'Aliran Sesat, Komunisme dan Kristenisasi Mulai Bangkit'

Rep: C08/ Red: Djibril Muhammad
ketua umum dewan dakwah islamiyah indonesia (ddii) ustaz syuhada bahri (tengah) memotivasi kader muballighah
Foto: foto: damanhuri zuhri/republika
ketua umum dewan dakwah islamiyah indonesia (ddii) ustaz syuhada bahri (tengah) memotivasi kader muballighah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Dakwah Islamiah Indonesia Syuhada Bahri mengatakan dewan dakwah harus memperkuat diri dari seluruh elemen yang ada guna mengantisipasi pengaruh buruk dari penyebaran aliran sesat, kristenisasi beserta komunisme yang mulai bangkit secara perlahan.

Syuhada meyakini, dakwah secara terus menerus dan berkelanjutan dapat membuat terpeliharanya pemikiran umat Islam agar terus berpegang teguh kepada ajaran agama Allah SWT.

"Kita sadari dakwah itu perlu kebersamaan, kekuatan dan keseriusan. Harus serius untuk kerja keras dan kerja cerdas supaya keyakinan umat agama Islam tetap terjaga," kata Syuhada, Ahad (1/3).

Dalam beberapa butiran fenomena saat ini yang tertuang di dalam pembahasan rapat kerja nasional DDII, Syuhada mengakui ada beberapa daerah di mana dewan dakwah belum bekerja maksimal. Hak itulah yang menyebabkan mudahnya umat dimasuki pengaruh aliran sesat, komunisme dan kristenisasi.

Syuhada meyakini bila dunia dakwah menunjukkan eksistensinya di tengah-tengah masyarakat, maka pengaruh pihak lain terhadap umat Islam tidak akan mempan.

Untuk itu, selain dewan dakwah yang harus gencar dalam meluaskan syiar agama, juga diperlukan dukungan dari tokoh masyarakat muslim, dan juga dukungan dari pemerintah.

"Eksistensi dakwah harus terus dijaga di tengah masyarakat kita," ucap Syuhada.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement