REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Zulkifli Hasan akhirnya terpilih sebagai Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) periode 2015-2020, dalam Kongres ke-IV di Bali.
Zulkifli Hasan kini mempunyai tanggung jawab untuk bisa menaikan elektabilitas partai berlambang matahari itu dalam Pemilu 2019, melebihi perolehan suara dalam Pemilu 2014 lalu.
Pengamat politik Universitas Airlanggar, Haryadi mengatakan untuk menaikan eletabilitas PAN, Zulkifli Hasan sebagai ketua umum baru harus mampu menampilkan diri sebagai partai yang mencerminkan ideologi kerakyatan, dan bukan lagi mengedepankan ideologi agama.
Menurutnya, jika mengacu pada hasil penelitian maka menunjukan semua partai Islam tanpa terkecuali PAN akan mengalami penurunan. Ini artinya isu tentang agama tidak lagi menarik bagi publik.
"Pertama adalah mencoba meyakinkan persepsi publik bahwa PAN partai yang betul-betul bisa menjadi instrumen untuk merealisasikan keinginan publik. Artinya jadi tantangan bagi PAN untuk tidak terlalu mengemas yang mengaitkan ideologi agama di dalam tubuh PAN," ujarnya kepada Republika, Ahad (1/3).
Ia menambahkan, PAN juga harus mampu menghilangkan persepsi sebagai mitra kritis pemerintah. Hal ini dikarenakan yang diingini publik bukanlah menjadi mitra kritis pemerintah. Melainkan menjadi partai yang mampu men-delivery kebutuhan publik.
"Itu yang terpenting," ucapnya.