REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Janda dari salah satu kritikus Presiden Vladimir Putin, Alexander Litvinenko, menduga pemerintah Rusia kemungkinan terlibat dalam pembunuhan Boris Nemtsov. Menurutnya ini merupakan cara pemerintah Rusia membungkam orang-orang yang mengecam Putin.
Marina Litvinenko mengatakan hal itu pada BBC Radio, Ahad (2/3), menurutnya pembunuhan Nemtsov pada Jumat (27/2) tampaknya merupakan cara pemerintah membungkam para pengkritik, Namun sayangnya, Marina tak dapat memberikan bukti atas ucapannya tersebut.
Tapi Marina menambahkan, pemerintah Rusia menjadi sangat agresif sejak krisis Ukraina pecah. Ia menyebut kematian Nemtsov merupakan sesuatu yang benar-benar buruk.
Marina sendiri telah menyalahkan pemerintah Rusia atas kasus keracunan yang dialami suaminya. Seperti diberitakan, mantan perwira intelijen yang juga merupakan kritikus Putin, Alexander Litvinenko, tewas setelah diduga meminum teh yang dicampur bahan radioaktif pada 23 November 2006. Penyidikan terkait pembunuhan Litvinenko masih berlangsung hingga saat ini.
Sementara itu menanggapi kematian Nemtsov, Putin mengatakan pembunuhan sebagai aksi provokatif. Ia mengatakan pada ibu Nemtsov, Dina Eidman, bahwa pembunuh Nemtsov akan ditemukan dan dihukum. Putin juga berjanji akan melakukan segala kemungkinan untuk mengadili mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan Nemtsov.
"Semua akan dilakukan agar pelaku pembunuhan keji dan sinis ini diganjar hukuman yang setimpal," kata Putin. Ia mengatakan, kematian Nemtsov merupakan kehilangan dan bahwa Nemtsov telah meninggalkan jejak dalam sejarah Rusia.