Senin 02 Mar 2015 14:05 WIB

'Payung Hitam' dan 'Perut Buncit' dalam Aksi Save KPK

Rep: C74 / Red: Ilham
Some protesters hold a banner says
Foto: Antara/R Rekotomo
Some protesters hold a banner says "Save KPK" in Semarang, Central Java, on Wednesday.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Akstivis anti-korupsi Malang Raya kembali menggelar aksi #SaveKPK di depan pintu masuk Kampus Universitas Brawijaya (UB) Malang. Kali ini setiap demonstaran menggunakan payung hitam untuk melambangkan duka cita, atau berkabung atas matinya hukum di Indonesia.

"Pada hari ini, Polri akan menetapkan status tersangka pada puluhan penyidik KPK. Kami menolak kriminalisasi mereka," teriak kordinator aksi, Zein Ihya Ulumudin, Senin (2/3).

Di atas setiap payung itu, terdapat tulisan bernada dukungan pada KPK, seperti "Sudahi Pelemahan KPK", "Save KPK-Reformasi Polri", dan sebagainya.

Zein menjelaskan polisi sedang mengusut kepemilikan senjata api 21 penyidik KPK, yang sudah habis masa ijinnya. Kepemilikan senjata api itu lalu dinyatakan ilegal, dan rencananya para penyidik itu dinyatakan tersangka. "Ini bentuk kriminalisasi KPK. Kami menolak itu," katanya.

Aksi ini merupakan gabungan dari berbagai elemen masyarakat, organisasi, dan akademisi. Diantaranya, Malang Corruption Watch (MCW), Walhi Jatim, LBH Surabaya, dosen, dan lainnya. Mereka menamakan diri Koalisi Masyarakat Malang Anti Korupsi (Kommak).

Selain menggunakan payung hitam, mereka juga menggelar aksi teatrikal. Seorang pria buncit, dengan mengenakan jas berdasi, serta sepatu pantofel. Ia berperan sebagai koruptor, yang selama ini duduk nyaman, berpenampilan rapi, selalu ramah pada semua orang, dan mencuri uang rakyat.

Dia memainkan perannya itu dengan membawa amplop cokelat yang tebal, kalkulator, dan smartphone, lalu hilir mudik di lokasi demonstrasi. Sesekali, ia juga menyapa pengendara yang melintas untuk membuktikan keramahannya tadi.

"Halo... Saya koruptor," sapanya pada tiap pengendara, sambil melambaikan tangannya.

Selain aksi pria berbadan buncit ini, aksi yang diikuti puluhan orang dari berbagai elemen masyarakat juga diisi dengan serangakaian orasi dari perwakilan masyarakat. Aksi yang dimulai pukul 10.00 WIB berakhir pukul 12:00 WIB.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement