REPUBLIKA.CO.ID, SANAA -- Pesawat penerbangan Iran mendarat untuk pertama kalinya di Sanaa, pada Ahad (1/3) dengan membawa bantuan. Penerbangan dilakukan setelah para pejabat Houthi Yaman menandatangani perjanjian penerbangan dengan Teheran.
Seperti dilansir Aljazirah Ahad (1/3), pesawat Mahan Air tiba di Sanaa dengan membawa bantuan medis 12 ton obat-obatan dan tim dari Bulan Sabit Merah Iran. Wakil Duta Besar Iran, Rasai Ebadi mengatakan, perjanjian penerbangan juga mengatur 14 penerbangan langsung lain antar Iran-Yaman.
Langkah ini menggarisbawahi bagaimana para pemberontak memperluas cengkeraman mereka atas lembaga negara dan menjalankan kekuasaan negara di Sanaa. Ini terjadi bahkan saat Presiden Yaman telah menegaskan kembali kekuasaannya.
Kantor berita SABA yang dikendalikan Houthi mengatakan, gubernur baru dari kubu pemberontak telah mengirim delegasi ke Teheran pada Ahad (1/3). Mantan penasihat Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi yang memimpin delegasi, Saleh al-Samad mengatakan, kelompok itu akan membahas mengenai kerjasama lebih lanjut dalam bidang ekonomi dan politik.
"Hubungan Yaman dan Iran merupakan hubungan persaudaraan dan positif meski menderita di bawah pemerintahan sebelumnya," katanya dalam pernyataan.
Analis dari Yaman, Hisham al-Omeisy mengatakan, melalui kerjasama ini, Houthi ingin menunjukkan pada dunia bahwa mereka tetap terkoneksi dengan dunia internasional. Ini sebabnya mereka menghidupkan kembali hubungan dengan Iran.
Menurutnya, kedatangan maskapai Iran merupakan sesuatu yang aneh dan mengagetkan, terutama jika itu hanya bertujuan menghantarkan bantuan medis. Rumor yang beredar justru akan ada banyak senjata yang dikirimkan untuk mendukung Houthi.
"Bagaimana pun, Houthi mengontrol bandara sehingga pada akhirnya tak ada yang tahu atau akan tahu apa saja yang sebenarnya didistribusikan," tambah al-Omeisy.
Sementara itu, Hadi menerima sejumlah pejabat lokal di Aden. Ia bertemu dengan para pemimpin suku yang berpengaruh dan tetua suku dari profinsi Jawf, Marib, dan Bayda untuk menegaskan dukungan mereka padanya. Hadi selama ini menuduh Houthi meluncurkan kudeta pada kepemimpinan yang sah di Yaman.
Seperti dilansir Aljazirah Ahad, Menanggapi perjanjian penerbangan antara Houthi dan Teheran, Hadi melontarkan komentar keras. Melalui ajudannya, Hadi mengatakan, perjanjian Houthi dengan Iran merupakan perjanjian ilegal. "Mereka yang menandatangani akan bertanggung jawab," kata Hadi.
Selama beberapa hari terakhir, negara-negara Teluk telah mendukung klaim legitimasi Hadi. Sejumlah negara seperti Bahrain, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Kuwait telah memindahkan kedutaan mereka ke Aden.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, John Kerry mengatakan, dukungan Iran untuk Houthi berkontribusi pada runtuhnya pemerintah Yaman. Iran menolak tuduhan Kerry dan bersikeras adanya intervensi asing di Yaman yang mempersulit situasi.