REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Pol Tracking Institute, Agung Baskoro mengatakan Kongres ke-IV Partai Amanat Nasional (PAN) merupakan contoh demokratisasi yang baik di suatu partai politik (Parpol). Hal tersebut karena dalam kongres yang digelar di Nusa Dua Bali itu, kontestasi berjalan dengan sehat dan cukup fair.
Ia menilai dalam kontestasi tersebut terjadi tradisi regenarasi yang baik di Parpol itu. Hal ini, menyangkut ketua umum yang hanya sekali menjabat. Di samping itu, pascakongres persaingan dua kubu tidak berlanjut.
"Ini contoh baik bagi demokratisasi partai," ujarnya, Senin (2/3).
Selain itu, menurutnya janji Amien Rais mengakomodir kubu Hatta, patut diapresiasi. Hal tersebut membuat situasi internal PAN tetap kondusif pascapertarungan perebutan kekuasaan. Menurutnya, saat ini tantangan yang belum diselesaikan terkait kongres PAN yakni menyangkut posisi ketua MPP.
"Jika ini berjalan mulus maka sempurnalah proses demokratisasi di tubuh PAN," katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, PAN menggelar Kongres Nasional ke-4 di Nusa Dua, Bali, sejak 28 Februari lalu. Dalam kongres itu, Zulkifli Hasan berhasil terpilih sebagai Ketua Umum PAN untuk periode 2015-2020.
Zulkifli Hasan berhasil mengalahkan Hatta Rajasa dalam pertarungan memperebutkan posisi puncak partai berlambang matahari itu, dengan selisi 292 suara berbanding 286 suara.