Selasa 03 Mar 2015 10:25 WIB

Waspada, Begini Bentuk Provokasi Bagi Umat Islam!

Rep: C62/ Red: Indah Wulandari
Kerukunan antar Umat Beragama. (ilustrasi)
Foto: www.cathnewsindonesia.com
Kerukunan antar Umat Beragama. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beragam provokasi dilakukan pihak-pihak yang tak menyukai kerukunan umat Islam. Masyarakat pun diminta mewaspadainya.

“Dulu masalah Ahmadiyah yang menjadi bahan provokasi, sekarang masalah Syiah. Sehingga bentuk-bentuk ideologi langsung itu yang perlu dihindari,” jelas Sekretaris Umum Pemuda Persatuan Islam (Persis) ustaz Irfan Syafruddin, Senin (2/3).

Irfan mengatakan, bentuk-bentuk provokasi yang perlu dihindari adalah mengadu domba, perkataan yang bisa menyulut tensi panas antara organisasi.

Sekarang ini, kata dia yang perlu dilakukan oleh umat Islam agar tidak mudah terprovokasi adalah tidak membesarkan masalah kecil serta jangan membawa perbedaan pendapat itu ke tingkat yang lebih luas.

"Apalagi meminta tolong kepada orang yang non-Muslim itu yang paling utama yang tidak boleh dilakukan," katanya.

Saat ini, kata dia, kemampuan penyelesaian perbedaan pendapat secara internal sudah melemah‎. Sehingga perbedaan internal lebih suka diumbar keluar dan membuat pihak lain mudah masuk.

"Ini bisa dilihat contoh yang terjadi di partai Islam. Jadi kalau ormas Islam tidak seperti itu kita masih bisa menjaga," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement