Selasa 03 Mar 2015 10:32 WIB

Dua Harimau Sumatra Hasil Konservasi Dilepasliarkan

Rep: Gilang Akbar Prambadi/ Red: Yudha Manggala P Putra
Harimau Sumatra
Foto: .
Harimau Sumatra

REPUBLIKA.CO.ID, LAMPUNG -- Dua harimau Sumatra yang dirawat dan direhabilitasi oleh bagian konservasi Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC) akan dilepaskan ke alam Selasa (3/3) pagi ini. Lokasi pelepasan sekaligus tempat TWNC berdiri ini terletak di Tambling, Pesisir Barat, Lampung.

Dua harimau yang dilepas merupakan anak dan induk. Harimau pertama bernama Panti berusia 9 tahun, dan anaknya, Petir (jantan) berumur 3 tahun.

Keduanya dilepas setelah mendapat perawatan dan rehabilitasi khusus sejak tiga tahun terakhir. Masing-masing kini beratnya telah mencapai kondisi ideal, sekitar 110 sampai 120 kilogram.

"Saat ditemukan di wilayah TWNC yang luasnya mencapai 48,138 ribu hektare tahun 2011 lalu, Panti dalam keadaan luka di kaki, kami lalu selamatkan dan rawat khusus," ujar kepala Departemen Konservasi TWNC Aris Bayu Firmansyah Selasa.

Bayu, sapaan sehari-harinya, mengatakan, setelah dilakukan pengecekan medis pertama, ternyata Panti dalam keadaan hamil. Selang beberapa bulan, hewan dengan nama latin Pantera Tigris Sumatera ini lalu melahirkan anaknya, Petir.

Menurut Bayu, Petir menjadi harimau pertama yang lahir di lokasi karantina konservasi sejak. Rescue Center TWNC aktif pada  2007 lalu. TWNC sendiri, menurut Bayu, merupakan bagian dari Taman Nasional Bukit Baris Selatan (TNBBS) yang luasnya mencapai 320 ribu hektare.

"Keduanya kini sudah layak untuk dilepaskan. Panti dan Petir dinyatakan sudah siap mengarungi kehidupan di alam liar tanpa bantuan manusia lagi," kata Bayu.

Penanggung jawab medis konservasi, Drh Sadmoko menambahkan, sebelum pelepasan, kedua harimau telah dikarantina selama empat hari. Karantina ini diberikan agar Panti dan Petir minim kontak dengan manusia. Selain diisolasi, keduanya juga tidak diberi makan selama karantina agar buas saat pelepasan.

"Rehab dan perawatan yang selama ini kita lakukan pada maksudnya untuk membuat kedua harimau menemukan kembali insting alaminya, yakni buas dan liar. Karakter alami harimau inilah yang bisa menjadi modal mereka bertahan di alam bebas," kata dokter hewan asal Salatiga ini.

Dengan dilepaskannya Panti dan Petir, konservasi khusus TWNC (bidang rescue) masih melakukan misi serupa kepada tujuh harimau lainnya. Keseluruhan, di areal TWNC diduga terdapat 31 harimau yang berkeliaran.

"Jumlah 31 ini kita deteksi dari kamera tersembunyi yang dipasang di seluruh kawasan TWNC, tapi angka tersebut bisa jadi lebih besar," kata Sadmoko.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement