REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD mengaku terkejut dengan tindakan dua tokoh Partai Amanat Nasional (PAN), Drajat Wibowo dan Tjatur Sapto Edy yang mundur pasca Kongres IV PAN di Bali.
Tak hanya terkejut, Mahfud pun mempertanyakan alasan dibalik mundurnya dua politisi muda yang dinilainya baik, jujur, sportif, dan bisa diharapkan bagi politik tanah air.
Misalnya, mundurnya Tjatur Sapto Edy dari kursi Ketua Fraksi PAN di DPR. Selama ini, Tjatur dikenal dekat dengan Ketua MPP dan pendiri PAN yakni Amien Rais.
"(PAN 5) Tjatur adalah kader PAN yang dekat Amien Rais. Dia politisi muda yg lincah mengemban misi partainya. Mengapa pasca kongres mereka mundur?" tulisnya lewat akun twitter @mohmahfudmd.
Ia pun menduga mungkin ada yang salah dalam politik tanah air sekarang ini. Setiap selesai Kongres/Muktamar/Munas selalu ada tokoh terbaik partai yang hengkang.
Dulu, lanjut Mahfud dalam twitternya, 1950-an, pimpinan selalu lahir karena permintaan yang masif dari bawah dan tanpa tim sukses. Setelah pimpinan terpilih semua membantu.
Mahfud pun menitipkan pesan pada Drajat dan Tjatur.
"(PAN 9) Mas Drajat, Mas Tjatur. Perpolitikan kita yg buram masih perlu kehadiran anda utk memperbanyak jumlah politisi-politisi yg bersih".
"(PAN 10) Mas Drajat, Mas Tjatur. Mungkin anda takkan bs mengubah wajah perpolitikan kita yg becek, tp minimal bs menjadi penanda: msh ada".
Sebelumnya, pascakemenangan Zulkifli Hasan dalam Kongres IV Partai Amanat Nasional (PAN), Wakil Ketua Umum DPP Drajad Wibowo mengundurkan diri dari PAN. Drajad mengaku ingin menekuni profesinya sebagai ekonom. Langkah tersebut juga diikuti Ketua Fraksi PAN di DPR Tjatur Sapto Edi yang tak menampik isu mundurnya dia sebagai ketua fraksi.
"Saya mengucapkan selamat kepada Bang Zul dan Pak Amien Rais. Saya pribadi sudah memutuskan istirahat dari keparpolan dan politik praktis, kembali menekuni profesi saya," kata Drajad yang menjadi Tim Sukses Hatta Rajasa.
Ikuti Whatsapp Channel Republika