REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Tim Presidium Penyelamat Partai Golkar (TPPPG) Yorrys Raweyai meminta kedua tokoh puncak di partainya menerima apapun keputusan Mahkamah Partai (MP). Sikap tersebut dikatakan olehnya perlu sebagai bentuk soliditas partai tersebut.
"Saya ini kan bukan kubunya Pak Aburizal. Bukan kubunya Pak Agung. Tapi sebagai penyelamat partai. Marilah dua tokoh ini tidak saling egois," kata dia di DPP Golkar, di Jakarta, Selasa (3/3).
Dikatakan Yorrys, lepas pembacaan putusan mahkamah hari ini, besar harapan dia agar kader partai Golkar kembali menyatu.
MP Golkar bakal memutuskan nasib dua kepengurusan partai yang selama bertikai, Selasa (3/3) di DPP Golkar, Jakarta. Sidang kali keempat ini merupakan peradilan final untuk memutuskan soal keabsahan salah satu kepengurusan partai. Selama ini, partai peserta pemilu tertua itu, pecah dari dalam.
Perpecahan tersebut terjadi pascakegagalan partai Golkar memenangkan pemilu 2014. Satu pihak pendukung Ketua Umum Aburizal Bakrie, menguatkan kepemimpinannya lewat penyelenggaraan Munas Bali. Kubu lain adalah Ketua Umum Agung Laksono yang dipilih lewat Munas Ancol.
Adanya MP Golkar, dilanjutkan Yorrys adalah langkah bijak dan sesuai hukum. Sebab, selama inipun, dua kubu sudah saling gugat di dua pengadilan terpisah. Menurut dia, aksi kedua pihak di jalur hukum hanya akan memperpanjang sengketa. Itu sebabnya, dia meminta agar kubu ARB dan Agung dapat kembali saling rangkul.