REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Dua terpidana Bali Nine, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan sempat berpamitan dengan menjabat tangan para tahanan lain sebelum meninggalkan lapas yang telah menjadi 'rumah' mereka selama 10 tahun terakhir di Laps Kerobokan, Bali. Keduanya berpesan agar teman-temannya bisa menjadi sosok yang lebih baik.
"Mereka meminta teman-temannya supaya tetap menaati aturan, berjalan dalam kebaikan, jangan terjebak ke dalam hal-hal yang merugikan, sehingga menjadi sosok yang lebih baik lagi," kata Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kerobokan, Sudjonggo dijumpai di Lapas Kerobokan, Rabu (4/3), pagi.
Kedua terpidana mati itu diterbangkan dari Landasan Udara (Lanud) Ngurah Rai ke Bandara Tunggul Wulung, Cilacap tepat pukul 07.00 WITA. Penerbangan memakan waktu sekitar 60 menit sehingga terpidana mati Australia itu diperkirakan sampai sekitar pukul 08.00 WITA.
Keluarga Sukumaran diperkirakan baru datang ke Nusakambangan dua hari sebelum eksekusi karena ayah dan kedua adiknya baru saja kembali ke Australia Sabtu (28/2), akhir pekan lalu. Saudara Andrew, Michael Chan sempat hadir di lapas dan berniat menemui adiknya didetik-detik menjelang pemindahan, namun tak mendapatkan izin.
Chan dan Sukumaran diterbangkan dengan pesawat Wings Air ATR-72600 lengkap bersmaa 20 pengawal khusus. Kepala Kejaksaan Tinggi Bali, Momock Bambang Sumiarso, dua perwakilan Kantor Wilayah Hukum dan Hak Asasi Manusia (HAM) dan satu pilot menyertai penerbangan yang sama. Pesawat hercules di Landasan Udara (Lanud) Ngurah Rai ikut melakukan pemantauan udara hingga pesawat yang mengangkut keduanya sampai di Bandara Tunggul Wulung.