Rabu 04 Mar 2015 08:36 WIB

Ini Tiga Faktor Pendorong Aksi Begal

Rep: C20/ Red: Indira Rezkisari
Kapolsek Medan Barat, Kompol Siswandi (kiri) menunjukkan barang bukti pisau berikut tiga tersangka pelaku begal motor yang berhasil ditangkap ketika sedang melancarkan aksinya di Mapolsek Medan Barat, Sumatera Utara, Selasa (3/3).
Foto: Antara/Septianda Perdana
Kapolsek Medan Barat, Kompol Siswandi (kiri) menunjukkan barang bukti pisau berikut tiga tersangka pelaku begal motor yang berhasil ditangkap ketika sedang melancarkan aksinya di Mapolsek Medan Barat, Sumatera Utara, Selasa (3/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -  Kasus pembegalan masih menjadi teror bagi masyarakat di malam hari. Berbagai cara pun telah dilakukan untuk memberantas aksi begal.

Psikolog forensik Reza Indragiri Amriel menilai ada tiga faktor yang menjadi pendorong aksi begal tersebut. Pertama, kemiskinan yang terjadi di masyarakat Indonesia. Menurut Reza, semakin mengalami kesulitan dalam masalah ekonomi, mereka semakin berani untuk melakukan segala cara agar dapat hidup layak, seperti melakukan kejahatan.

"Mereka dihadapkan kepada kemiskinan dan ada iming-iming dari pihak tertentu yang mengajak mereka untuk mencari uang lebih dari kejahatan," kata Reza kepada Republika, Rabu (4/3).

Faktor kedua dikarenakan keluarga yang tidak harmonis. Reza mengatakan permasalahan keluarga menjadi hal yang tidak boleh disepelekan. Pasalnya, anak-anak yang mungkin depresi karena orang tuanya bercerai atau bertengkar, mereka lebih memilih untuk pergi dari rumah.

"Di sinilah sangat berbahayanya bila mereka salah pergaulan dan pergi ke tempat-tempat sarang kejahatan," ujar Reza.

Terakhir, Reza menilai faktor pendorong lainnya adalah penyalahgunaan narkoba. Reza mengatakan mereka yang sudah terbuai dan kecanduan narkoba akan melakukan segala cara untuk mendapatkan barang haram tersebut.

"Bila mereka tidak memiliki uang untuk membeli narkoba, mereka akan melakukan segala cara untuk mendapatkannya karena sudah kecanduan dengan barang haram itu," imbuh Reza.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement