REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pangeran William mengakhiri kunjungannya ke Cina dengan mendatangi sebuah daerah di barat daya negara tersebut. Wilayah itu merupakan rumah bagi gajah liar Asia.
William berencana menghabiskan hari terakhirnya di Xishuangbanna, Provinsi Yunnan. Daerah tropis itu merupakan daerah perbatasan dengan Myanmar dan Laos yang menjadi fokus pemerintah dalam menghentikan perburuan.
Ia juga melakukan perjalanan ke sebuah desa dan mendengar warga setempat bercerita bagaimana mereka beradaptasi dan hidup bersama gajah liar. Dalam kesempatan tersebut, William juga mengunjungi cagar alam dan bertemu gajah yang terluka.
William yang menentang perdagangan satwa liar bercerita tentang penderitaan gajah di Afrika. Ia mengatakan, beberapa tahun ini puluhan ribu gajah sudah disembelih untuk memenuhi permintaan gading di Asia, terutama Cina.
Pekan lalu, Cina melarang impor gading selama satu tahun dengan harapan membantu mengurangi permintaan gading di Afrika dan melindungi gajah liar. Belum adanya larangan perdagangan gading di dalam negeri memberi celah dalam jual beli hukum dan memberi perlindungan untuk pasar gelap.
Pada Senin lalu, William mengatakan kepada Presiden Xi Jinping ia berharap Cina bisa menjadi pemimpin dunia dalam bidang konservasi satwa liar. Selama pertemuan keduanya, Xi menjelaskan kebijakan negaranya dan berusaha melindungi gajah dan hewan liar lainnya. Xi juga mengatakan kepada William bila dirinya ingin memperkuat kerjasama internasional di bidang tersebut.
William tiba di Cina pada hari Minggu lalu, setelah empat hari perjalanan ke Jepang. Di Beijing, ia bertemu dengan para pemimpin politik Cina serta pemuda dari latar belakang kurang beruntung.
Ia kemudian pergi ke Shanghai dan bertemu dengan pengusaha saat meluncurkan festival untuk mempromosikan kreativitas dan novasi Inggris. Ia juga menghadiri premiere film Inggris-Perancis yang berjudul 'Paddington'.