REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) di Kabupaten Sukabumi mulai marak menjelang musim panen. Dampaknya, hasil pertanian para petani tidak maksimal karena serangan tersebut.
"Sebagian lahan pertanian ada yang terkena Blas dan hama Wereng,’’ ujar Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi H Sahlan kepada Republika, Rabu (4/3). Kondisi ini menyebabkan sebagian lahan pertanian milik petani tidak bisa dipanen secara maksimal.
Dicontohkan Sahlan, ada petani yang normalnya bisa menghasilkan lima puluh karung gabah kering giling (GKG) dari satu petak sawah. Namun, saat ini hanya mampu menghasilkan sebanyak 20 karung gabah padi.
Fenomena ini kata Sahlan, dikarenakan penanganan serangan OPT yang salah dari para petani. Akibatnya, serangan OPT tidak berhenti malah makin meluas dibandingkan sebelumnya
Oleh karena itu ke depan lanjut Sahlan, diperlukan upaya penyuluhan dan sosialisasi mengenai penanganan serangan OPT yang benar. Langkah ini untuk mencegah serangan OPT yang bertambah banyak.
Menurut Sahlan, musim panen raya padi di selatan Sukabumi diperkirakan akan mencapai puncaknya pada akhir Maret mendatang. Namun, saat ini ada sebagian kecil lahan pertanian yang sudah lebih dahulu panen.
Serangan OPT juga dialami para petani di Desa Sampora Kecamatan Cikidang. Namun, jenis OPT yang menyerang di daerah sana adalah hama tikus.
‘’Serangan hama tikus menyebabkan sebagian lahan pertanian tidak bisa dipanen,’’ ujar salah seorang petani di Desa Sampora Soni Suryadi. Pasalnya, lahan pertanian yang berada di tengah sawah tidak tumbuh dengan maksimal. Sementara sebagian tanaman lainnya yang berada di pinggiran sawah bulir padinya hampa.
Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (DPTP) Kabupaten Sukabumi, Suryaman mengungkapkan, petugas telah berupaya secara maksimal menangani serangan OPT. Dari data yang dihimpun kata dia serangan OPT hingga kini telah menerjang sebanyak 757 hektare areal pertanian.
Selain Blas, jenis OPT lainnya yang banyak menyerang yakni BLB. Luas areal persawahan yang terkena BLB mencapai seluas 128 hektare yang tersebar di 30 kecamatan. OPT lainnya yakni tikus seluas 112 hektare dan hama penggerek batang 113 hektare di 47 kecamatan.