REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah tengah menelusuri 16 orang Warga Negara Indonesia (WNI) yang hilang di Turki. Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Marciano Norman mengatakan, mereka berangkat ke Turki bersama biro perjalanan namun hingga waktu yang telah ditentukan belum juga kembali ke Indonesia.
"Kita koordinasi dengan badan intelijen maupun kepolisian Turki untuk mencari WNI itu," ujarnya usai mengikuti sidang kabinet di Kantor Presiden, Rabu (4/3).
Marciano menduga perjalanan wisata menjadi modus baru yang digunakan dalam menjaring orang untuk bergabung dengan kelompok-kelompok radikal seperti ISIS. Menurutnya, hal serupa juga pernah terjadi pada sejumlah TKI yang tak kembali usai melakukan ibadah umroh.
Lebih lanjut, Marciano menambahkan, pemerintah juga masih mendalami keterlibatan biro perjalanan wisata yang membawa 16 WNI ke Turki. "Ada dari salah satu biro perjalanan yang sudah kita tahu dan kita sedang melakukan pendalaman," kata dia.
Berbicara terpisah, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Tedjo Edhy Purdijatno membenarkan bahwa hingga saat ini sudah ada 514 WNI yang bergabung dengan ISIS.
"Kemarin ada 514. Sudah terkonfirmasi semua," ucap dia.