REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu pada Selasa (3/3), secara blak-blakan memperingatkan Amerika Serikat bahwa kesepakatan nuklir dengan Iran merupakan sesuatu yang buruk. Namun, Netanyahu tak menawarkan alternatif lain untuk yang berguna terkait masalah nuklir Iran.
"Ini adalah kesepakatan yang buruk. Ini sangat buruk. Kami lebih baik tanpa itu," kata Netanyahu dalam pidato emosionalnya di hadapan Kongres.
Anggota Kongres dari Partai Republik bersorak dan berdiri berulang kali, saat Netanyahu menyampaikan pidatonya. Sementara dari Demokrat bersikap biasa saja.
Pemerintah AS selalu menegaskan sebelumnya mereka tak memiliki kesepakatan apa pun. Namun Netanyahu menegaskan, ia mengetahui rahasia dibalik kesepakatan.
"Jika kesepakatan yang sedang dinegosiasikan sekarang diterima oleh Iran, maka kesepakatan tak akan mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir tapi menjamin Iran mendapat banyak senjata," kata Netanyahu.
Obama telah menolak bertemu Netanyahu selama kunjungannya tersebut. Sementara Wakil Presiden Joe Biden sedang dalam perjalanan ke Amerika Tengah. Posisi Biden sebagai Pemimpin Senat digantikan oleh Orrin Hatch dari Republik.
Sementara Netanyahu menyampaikan pidatonya, Menteri Luar Negeri John Kerry melakukan negosiasi selama tiga jam dengan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif di Momtreux Swiss. Ia menyatakan harapannya, agar kesepakatan kerangka kerja internasional dapat dicapai akhir bulan ini.