REPUBLIKA.CO.ID, KLATEN -- Petani Dukuh Burikan, Desa Burukan, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, yang akan panen awal musim tanam ini kemungkinan bakal gigit jari. Soalnya, hamparan lahan pertanian direndam air akibat tanggul Sungai Gamping jebol.
Akibat hujan deras dalam beberapa pekan belakangan, tanggul Sungai Gamping ambrol. Bencana ini mengakibatkan petani terancam gagal panen karena tanaman padi busuk akibat tergenang air.
Salah seorang petani, Suparno (50), mengaku pasrah karena tidak bisa memanen padi miliknya. ''Harusnya pekan depan sudah bisa dipanen. Tapi, mau bagaimana lagi. Air dan material pasir campur lumpur menimbun lahan pertanian saya,'' ujar dia, Rabu (4/3).
Kepedihan serupa juga dirasakan petani lainnya, Suginem (56). Akibat jebolnya tanggul nonpermanen tersebut, Suginem mengaku rugi jutaan rupiah.
''Tentu saja rugi. Lha wong lahan yang saya gunakan, merupakan lahan sewa. Belum lagi dihitung dengan modal yang telah saya keluarkan selama musim tanam ini. Bangkrutlah,'' kata Suginem.
Kepala Desa (Kades) Burikan, Mariyadi, menyampaikan hujan deras tejadi di sebagian besar wilayah Klaten. Tak lama kemudian tanggul sungai Gamping jebol. Soalnya, debit air sungai terus bertambah melimpah. Sehingga tanggul tidak kuat menahan derasnya aliran air.