REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mandiri Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) meluncurkan produk Mandiri DPLK Smile di Plaza Mandiri Jakarta, Rabu (4/3). Peluncuran produk tersebut untuk mendorong pertumbuhan peserta dan dana kelolaan.
Direktur Mandiri DPLK Rudi Rahman mengatakan, Mandiri DPLK Smile didesain agar lebih mudah ditawarkan di cabang-cabang Bank Mandiri dan Mandiri Mitra Usaha. Paket investasi yang ditawarkan meliputi dua yakni 100 persen investasi di pasar uang konvensional dan 100 persen investasi di pasar uang syariah. Untuk meningkatkan kepesertaan individual, produk tersebut difokuskan pada segmen ritel.
"Kita akan masuk ke level individual untuk menjual produk ini. Potensi besar sekali karena dari 121 juta tenaga kerja produktif baru 12 juta orang yang memiliki jaminan dana pensiun," jelas Rudi dalam konferensi pers acara tersebut.
Melalui produk Mandiri DPLK Smile, Rudi menargetkan jumlah peserta sebanyak 92.880 orang di seluruh kantor cabang Bank Mandiri dan Mandiri Mitra Usaha hingga akhir 2015. Sedangkan total Asset Under Management (AUM) ditargetkan mencapai Rp 458,8 miliar dengan asumsi iuran bulanan peserta sebesar Rp 200 ribu.
"Harapannya kami dapat meningkatkan dana kelolaan hingga sekitar 50 persen pada akhir tahun ini," imbuhnya.
Pemasaran produk tersebut dilakukan secara bertahap. Untuk pilot project, Mandiri DPLK Smile dipasarkan di Jakarta. Kemudian pada kuartal III-2015 akan mulai dipasarkan di seluruh Jawa dan Sumatra. Perusahaan akan mengevaluasi pemahaman dan respons nasabah saat menjalankan pilot project.
Di samping itu, Rudi menjelaskan nasabah Mandiri DPLK Smile akan mendapat beberapa keuntungan seperti angsuran yang murah mulai Rp 100 ribu. Serta riten yang sudah optimal, karena produk Smile basisnya hanya di deposito baik syariah maupun konvensional. Dari sisi bunga, menurutnya bunganya spesial, karena deposito dari Mandiri DPLK tidak dikenai pajak 20 persen. Sehingga rata-rata posisi Mandiri DPLK mencapai 10,5 persen dari pasar uang di tahun 2014.
"Keuntungan selanjutnya produk ini satu-satunya yang dijual kepada individu yang memperoleh benefit aruransi jiwa. Ini tidak dibebankan kepada peserta, tidak dikenai biaya tambahan. Pertanggungan hanya mencakup personal accident sebesar Rp 5 juta per rekening," terangnya.
Nantinya, produk tersebut bakal menyasar tenaga kerja produktif usia 18-35 tahun. Sementara, target peserta individu diperkirakan mencapai 30-40 persen dari total target 92.880 nasabah. Produk tersebut, kata Rudi, telah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada akhir Januari 2015 dan sudah dapat diakses oleh masyarakat di 2.312 kantor cabang Bank Mandiri dan Mandiri Mitra Usaha di seluruh Indonesia.