REPUBLIKA.CO.ID,JAMBI--Warga Kenali Besar, Kota Jambi, dihebohkan dengan penemuan batu unik yang menyerupai telur ayam kampung mulai dari bentuk hingga ukurannya.
Pemilik batu unik itu, Romi di Jambi, Kamis, menjelaskan batu berbentuk telur itu diperolehnya dari salah seorang buruh bangunan di daerahnya.
Dijelaskan, kemiripan lain yakni warna batu yang putih kekuningan serta bagian luarnya persis seperti kulit telur ayam. Batu unik itu ditemukan saat bekerja membangun seunit rumah.
Menurutnya, saat itu ada sebuah pekerjaan pembangunan rumah di kawasan Telanapiura, persis di samping SMAN 5 Kota Jambi.
"Awalnya teman saya itu membersihkan rumput ilalang. Tiba-tiba ayunan parangnya langsung mengenai sebuah benda keras. Setelah di cek, rupanya ada sebuah batu," cerita Romi.
Romi mengungkapkan, awalnya tidak peduli dengan keberadaan batu tersebut. Namun, tiba-tiba muncul keinginan untuk mengambil batu itu. Apalagi, batu itu mirip seperti sebuah telur. Bahkan sempat mengira itu telur ayam.
"Setelah ia pegang, rupanya itu bukan telur melainkan sebuah batu yang sangat keras. Ia lalu menyerahkan kepada saya untuk disimpan," kata Romi yang juga kolektor batu akik.
Dia belum bisa memastikan bahwa batu tersebut berasal dari fosil telur ayam, tapi dia sudah menyakini itu. Pasalnya lokasi penemuan batu telur itu dulunya di zaman belanda merupakan tempat ternak ayam terbesar di kota Jambi.
"Disitu kata warga memang tempat ternak ayam kampung. Dulu waktu di zaman belanda. Maka saya sangat yakin ini berasal dari telur ayam," katanya menyakinkan.
Selain itu, yang sangat menguatkan dirinya bahwa batu itu berasal dari telur ayam yakni bentuk batu yang memang persis mirip telur ayam. Mulai dari ukuran, bentuknya yang lonjong dan warnanya yang agak putih berpadu kuning.
"Kalau di senter akan terlihat jelas warnanya, lalu di bagian kulit batu ada gurata-guratan melingkar seperti telur ayam, jelas sekali warna kekuninganya," katanya.
Kini, batu unik itu menjadi koleksi dirumahnya. Ia menyimpan batu itu sebagai perhiasan di rumah saja. Ia mengaku enggan memoles dan mengasah batu karena khawatir akan rusak.
Peneliti di dinas ESDM, Indra, mengatakan, batu yang ditemukan bisa saja fosil makhluk hidup di jaman dahulu. Tapi untuk membuktikannya itu semua harus di tes melalui laboratorium.