REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin meluncurkan lima nilai budaya kerja yang ditujukan untuk internal Kementerian Agama di Asrama Haji Medan, Sumatra Utara, Kamis (5/3).
Peluncuran tersebut ditandai dengan pembukaan baliho pencanangan Lima Nilai Budaya Kerja Kementerian Agama yang disaksikan Wagub Sumut HT Erry Nuradi dan sejumlah anggota DPR asal Sumut.
Menurut Menteri Agama (Menag), konsep lima nilai budaya kerja tersebut terdiri Integritas, Profesionalitas, Inovasi, Tanggung Jawab, dan Keteladanan.
Ia mengatakan isi dan jumlah nilai budaya tersebut bukan berasal dari dirinya, melainkan hasil diskusi dengan seluruh elemen Kementerian Agama.
"Ini bukan datang dari saya, tetapi rangkaian diskusi dengan seluruh lapisan kementerian, mulai dari eselon 1 hingga cleaning service. Bahkan kami juga menyiapkan quisioner," katanya.
Ia menjelaskan, nilai integritas perlu ditanamkan bagi seluruh jajaran Kementerian Agama agar dapat menjalankan tugas dan fungsinya dengan penuh kedisplinan.
Aspek profesionalitas diperlukan agar pelaksanaan di berbagai fungsi di Kementerian Agama dapat dijalankan dengan baik.
Kemudian, inovasi dibutuhkan karena PNS sering terjebak pada rutinitas. "Tidak ubahnya seperti mesin yang bekerja begitu-begitu saja," katanya.
Padahal masyarakat telah mengalami perkembangan dan perubahan luar biasa sehingga membutuhkan pelayanan yang lebih baik. "Akan sangat naif sebagai pemberi layanan, kita justru tidak berubah," kata Menag.
Setelah itu, aspek tanggung jawab dinilai sangat penting karena dapat menjadi wadah dalam membentengi diri karena menanamkan perasaan bahwa apa pun yang dilakukan akan dimintai pertanggungjawaban.
Dengan pelaksanaan tugas yang penuh dengan tanggung jawab, seluruh elemen Kementerain Agama dapat menghindari diri dari perilaku yang menyimpang dapat meruntuhkan citra institusi. "Dengan tanggung jawab, kita akan selalu on the track," ujarnya.
Sedangkan aspek keteladanan dibutuhkan untuk dapat membimbing masyarakat karena unsur Kementerian Agama sudah terlanjur dianggap sebagai orang yang mengerti tentang agama. "Jadi, kita akan dijadikan model dan teladan. Karena itu, jaga betul perilaku kita," kata Menag.