Kamis 05 Mar 2015 19:29 WIB

Modifikasi Cuaca di Riau Terkendala Kerusakan Pesawat

 Pesawat jenis Cassa yang telah dipasang alat air scooper  untuk pelaksanaan teknologi modifikasi cuaca di lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Sabtu (26/1). (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Pesawat jenis Cassa yang telah dipasang alat air scooper untuk pelaksanaan teknologi modifikasi cuaca di lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta, Sabtu (26/1). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Operasi Modifikasi Cuaca Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk hujan buatan dalam penanggulangan kebakaran lahan dan hutan di Provinsi Riau dihentikan sementara akibat kerusakan mesin pesawat.

"Untuk sementara teknologi modifikasi cuaca tidak bisa dilakukan karena kerusakan pesawat Cassa 212 yang digunakan untuk menebar garam," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Hujan Buatan BPPT F Heru Widodo, Rabu (4/3).

Ia menjelaskan pesawat Cassa 212 telah mulai melakukan operasi modifikasi cuaca di Riau sejak 2 Maret 2015. Namun, terjadi kerusakan mesin sebelah kiri pesawat, yakni kebocoran oli pada Rabu (4/3) ketika pihaknya berupaya melakukan penerbangan kedua untuk penebaran garam. Kerusakan sepertinya cukup parah sehingga pesawat dinyatakan tidak layak terbang karena memerlukan onderdil pengganti yang harus dikirim dari Jakarta.

Operasi penyemaian awan dengan menebar garam pada Kamis sama sekali tidak bisa dilakukan. "Kalau onderdil yang dipesan dari Jakarta datang sesuai jadwal, maka kita bisa secepatnya melakukan operasi kembali," ujarnya.

BPPT berencana menggunakan dua pesawat untuk operasi modifikasi cuaca di Riau, yakni menggunakan Cassa 212 dan CN 295 milik TNI. Namun, proses peminjaman pesawat ternyata memakan waktu lama meski BPPT sudah mengirimkan surat kepada Panglima TNI sejak akhir Februari.

"Penggunaan pesawat CN 295 masih sebatas rencana. Tapi saya dapat informasi, kabarnya pesawatnya sudah bisa digunakan pada 10 Maret nanti," ujar Heru.

Proses modifikasi cuaca sejauh ini cukup efektif karena kondisi cuaca ekstrem di wilayah Utara Riau berpotensi tinggi memicu kebakaran, selain karena masih adanya aktivitas pembakaran lahan. Pesawat berbadan besar dinilai lebih efektif dalam penyemaian awan karena bisa menampung hingga lima ton garam, sedangkan Cassa hanya mampu mengangkut satu ton.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَاِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّ اَرِنِيْ كَيْفَ تُحْيِ الْمَوْتٰىۗ قَالَ اَوَلَمْ تُؤْمِنْ ۗقَالَ بَلٰى وَلٰكِنْ لِّيَطْمَىِٕنَّ قَلْبِيْ ۗقَالَ فَخُذْ اَرْبَعَةً مِّنَ الطَّيْرِفَصُرْهُنَّ اِلَيْكَ ثُمَّ اجْعَلْ عَلٰى كُلِّ جَبَلٍ مِّنْهُنَّ جُزْءًا ثُمَّ ادْعُهُنَّ يَأْتِيْنَكَ سَعْيًا ۗوَاعْلَمْ اَنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌحَكِيْمٌ ࣖ
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku bagaimana Engkau menghidupkan orang mati.” Allah berfirman, “Belum percayakah engkau?” Dia (Ibrahim) menjawab, “Aku percaya, tetapi agar hatiku tenang (mantap).” Dia (Allah) berfirman, “Kalau begitu ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah olehmu kemudian letakkan di atas masing-masing bukit satu bagian, kemudian panggillah mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera.” Ketahuilah bahwa Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

(QS. Al-Baqarah ayat 260)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement