REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Pertumbuhan aset perbankan syariah secara nasional diperkirakan akan kembali pada kisaran 18 persen pada 2015 setelah sebelumnya hanya tumbuh pada kisaran 10 persen pada 2014.
"Berdasarkan rencana bisnis bank syariah, kita akan tumbuh di kisaran 18 sampai 19 persen pada 2015," kata Kepala Kompartemen Luar Negeri Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Herwin Bustaman di Makassar, Kamis (5/3).
Pertumbuhan ini, kata Herwin sebagian besar didominasi oleh pertumbuhan pembiayaan haji, dan dibuat berdasarkan asumsi inflasi, suku bunga, dan stimulus dari pemerintah.
Meski demikian, Ketua Asbisindo Sulsel Abd. Gaffar Lewa mengatakan proyeksi pertumbuhan perbankan syariah di Sulawesi Selatan diperkirakan hanya akan tumbuh pada kisaran 10 persen.
"Proyeksi kami memang lebih rendah dibandingkan pusat," kata Gaffar.
Sementara itu menurut Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wilayah VI Bambang Kiswono, pihaknya terus berupaya mendorong pertumbuhan perbankan syariah di Indonesia.
"Selain melakukan sosialisasi, kami juga akan mendorong universitas-universitas untuk membuat jurusan khusus untuk perbankan syariah, karena salah satu kendala kita adalah kurang sumber daya manusia di bidang ini," kata Bambang.
Selain itu, pihaknya juga akan mendorong harmonisasi regulasi antara bank syariah dan bank konvensional.
"Sementara dari perbankan syariah sendiri, kami mengharapakan industri ini mampu melakukan inovasi-inovasi produk yang berbeda dengan bank konvensional," katanya.