REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Komunitas Muslim Amerika merasa cemas dengan peningkatan ancaman setelah tragedi penembakan Chapel Hill. Namun, mahasiswa Muslim di Universitas Oregon mengatakan, mereka masih merasa aman di kampus multi-budaya tersebut.
"Saya hanya berpikir bahwa University of Oregon dan budaya Northwest jauh lebih terbuka dengan budaya yang berbeda dan keragaman dan kebiasaan," ujar anggota Himpunan Mahasiswa Muslim (MSA), Drew Williams seperti dilansir Onislam, Jumat (4/3).
Williams adalah salah satu mahasiswa UO Muslim yang menerima dukungan luar biasa setelah penembakan Chapel Hill. Profesornya merupakan salah seorang pelayat yang mengucapkan belasungkawa padanya.
Sebuah dukungan serupa diterima oleh Abdulrhman Aljaafari, presiden Arab Student Union (ASU), yang dihubungi oleh siswa dalam negeri setelah serangan berdarah tersebut. Aljaafari juga menyampaikan belasungkawa dan menerima dukungan oleh anggota Aliansi Happy ateis, yang dipisahkan keyakinan ateis dari serangan.
"Secara pribadi saya belum menghadapi diskriminasi atau situasi rasis kecuali mungkin sekali, dari seorang gadis, dan saya pikir dia sedang mabuk," kata Aljaafari.
Meskipun tidak ada angka resmi, Amerika Serikat diyakini menjadi rumah bagi enam hingga delapan juta Muslim. Survei di Amerika Serikat telah mengungkapkan bahwa mayoritas orang Amerika hanya mengetahui sedikit tentang Islam.