REPUBLIKA.CO.ID, BLORA -- Presiden Joko Widodo mengharapkan lahan-lahan yang ada termasuk milik Perhutani dapat dioptimalkan untuk produksi tanaman pangan dengan sistem tumpang sari.
"Kita ini di sini kan mempunyai jati, mungkin nanti PTP, nanti sawit, bisa juga. Ini yang sudah berpuluh-puluh tahun tidak produktif," kata Presiden saat meninjau lahan tanaman jagung yang ditumpangsarikan dengan pohon jati di areal Perhutani Randublatung, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Sabtu (7/3) siang.
Presiden mengatakan dengan pola seperti ini maka produksi tanaman pangan seperti jagung, kedelai dan padi bisa meningkat karena tidak hanya ditanami di lahan yang memang untuk tanaman pangan itu namun juga ditanam di lahan perkebunan dengan sistem tumpang sari.
Selain menambah produksi pangan, dengan sistem tumpang sari yang melibatkan masyarakat sekitar hutan atau kebun yang dikelola oleh perusahaan pemerintah, maka masyarakat sekitar juga akan mendapatkan penghasilan tambahan yang meningkatkan kesejahteraan.
Selain meninjau tanaman jagung yang ditumpangsarikan dengan pohon jati seluas 11,1 hektare itu dengan varietas jagung Bimo Super, Presiden juga meninjau pola tumpangsari antara padi dengan pohon jati kerja sama Perhutani dengan Universitas Gajah Mada di lokasi yang sama.
Presiden didampingi Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya, Menteri Pertanian Amran Sulaiman dan Mensesneg Pratikno.