REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Perdana Menteri Australia, Tony Abbott mengaku masih menunggu untuk dapat berkesempatan kembali menghubungi Presiden Indonesia Joko Widodo. Menghubungi Jokowi, masih tidak terlepas dari upaya pembebasan duo anggota Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran.
"Saya sudah meminta. Pada tahap ini, pembicaraan belum bisa diatur," katanya kepada wartawan di Sydney, dilansir SBS, Ahad (8/3).
Menurutnya, seperti dilansir SBS, ini bukan menjadi komunikasi terakhir dengan Joko Widodo. Tony Abbott, tegas mengaku bakal terus memberikan harapan hidup untuk Andrew Chan dan Myu Sukumaran.
Sementara itu Presiden Jokowi, dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera, Sabtu (7/3), mengaku akan tetap melaksanakan eksekusi mati yang masuk pada gelombang kedua tersebut.
Kendati demikian, Jokowi mengatakan, pemerintah Indonesia akan terbuka untuk menghapuskan hukuman mati jika rakyat Indonesia menginginkan perubahan.
"Konstitusi yang ada masih memungkinkan (hukuman mati), tapi di masa depan, jika perlu untuk mengubahnya, dan orang-orang menginginkannya, mengapa tidak?," kata dia.
Awalnya, Chan dan Sukumaran dijadwalkan dieksekusi pekan ini. Namun, Kejaksaan Agung mengaku masih menghormati dengan menunggu banding hukum yang dilakukan kuasa hukum Bali Nine.