REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pengamat terorisme dari Indonesia Crime Analys Forum, Mustofa B Nahrawardaya mengatakan, hilangnya 16 Warga Negara Indonesia (WNI) di Turki belum tentu diculik oleh kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Menurutnya, tidak bisa mengklaim ada peran ISIS dalam peristiwa tersebut jika semuanya belum jelas.
"Kita juga belum tahu dimana posisi mereka sekarang, kita harus pastikan dulu," ujar Mustofa saat dihubungi Republika, Ahad (8/3).
Pasalnya, Mustofa menilai, ada banyak pihak yang mengambil manfaat dari adanya ISIS. Sebab, ISIS saat ini sedang menjadi musuh dunia. Di samping itu, lanjut Mustofa, permainan intelejen Turki bisa juga terjadi. Hal tersebut Jika dikaitkan dengan kondisi politik yang cukup memanas.
"Kita jangan mudah percaya, dan jangan langsung mengklaim," Mustofa menambahkan.
Mustofa beralasan sampai saat ini belum ada pernyataan dari ISIS sendiri terkait hilangnya 16 WNI tersebut. Karena itu, Mustofa mengharapkan kepada pemerintah maupun Polri jangan selalu mengkaitkan peristiwa hilangnya WNI di luar negeri dengan ISIS.
Selain itu, kata Mustofa, modus baru melalui travel tour untuk merekrut anggota ISIS seperti yang dikatakan Polri, perlu dilakukan secara hati-hati. Pasalnya, pernyataan tersebut bisa berbahaya terhadap bisnis travel. Sebab, Mustofa menilai, pemerintah tidak pernah melakukan pengamatan maupun penelitian secara mendalam. Sehingga, tidak bisa membuktikan kebenarannya.