REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pemerintah mengumumkan sebanyak 16 warga negara Indonesia (WNI) hilang di Turki. Kuat dugaan, mereka akan gabung dengan kelompok ISIS. Hafid Umar Babher, salah satu WNI yang termasuk dalam daftar, sebelum hilang di negara Turki, sempat melunasi tagihan jahitan di sejumlah rekanan bisnisnya.
Pengakuan itu diutarakan salah satu rekanan bisnis Hafid, Muhammad Solikin (30). Solikin mengaku, terakhir bertemu Hafid pada bulan lalu. Waktu itu, Hafid menanyakan sejumlah utangnya kepada penjahit yang biasa menjahitkan gorden bagi bisnisnya.
Dia mengatakan, biasanya Hafid tidak pernah melakukan hal itu. "Biasanya pembayaran jahitan dilakukan per bulan, dan dilakukan secara mencicil," ujarnya ketika ditemui di Jl Nogogini I No 7, Kelurahan Gajahan, Kecamatan Pasar Kliwom, Solo, Ahad (8/3).
"Saya terakhir bertemu itu tanggal 20 Februari kemarin, waktu itu dia tanya jumlah hutang di penjahit ada berapa. Mau dilunasi," imbuh Solihin
Dia mengaku, tidak mengetahui perihal keberangkatan Hafid ke Turki. Namun, sehari setelah pertemuan itu, uang pelunasan jahitan sudah ditransfer. Dan, setelah itu ia tidak bisa lagi berkomunikasi dengan Hafid.
"Besoknya uang sudah ditransfer. Setelah itu saya telepon maupun SMS sudah tidak bisa," kata Solihin.