REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah hingga kini belum menemukan titik terang perihal hilangnya 16 Warga Negara Indonesia (WNI) di Turki. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, pemerintah telah mengerahkan seluruh kekuatan untuk menemukan 16 WNI yang hilang saat sedang berwisata di negara tersebut.
"Semua ikut (mencari). Tapi belum dapat informasi, kalau dapat pasti saya sampaikan," kata presiden di Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Ahad (8/3).
Meski belum ada informasi, Jokowi mengatakan kemungkinan besar mereka diculik untuk bergabung dengan kelompok ISIS yang bermarkas di Syria.
"Diduga memang ke Syria, tapi belum," kata dia.
Seperti diketahui, 16 WNI asal Surabaya dan Surakarta hilang saat berwisata ke Turki pada 24 Februari 2015. Kronologi hilangnya WNI tersebut bermula saat rombongan tur yang terdiri dari 25 orang tiba di Bandara Internasional Attaturk. Setibanya di bandara, 16 orang menyampaikan pada pemimpin rombongan bahwa mereka ingin berpisah. Saat itu, mereka berjanji akan bergabung kembali bersama rombongan pada 26 Februari di Kota Pamukkale, Turki.
Namun, hingga waktu yang sudah disepakati, 16 orang ini tak juga datang. Mereka juga tak memberi kabar sampai rombongan tur kembali ke Indonesia pada 4 Maret 2014.