REPUBLIKA.CO.ID, SAN FRANCISCO -- Saudara perempuan dari korban Chapel Hill, Suzanne Barakat mengutuk tindakan Islamophobia yang terjadi di negaranya. Ia juga menyayangkan pernyataan kepolisian tentang penyebab kematian saudaranya karena sengketa lahan parkir.
"Tidak menghormati korban dan keluarga dan benar-benar remeh terhadap penyebab pembunuhan mereka. Padahal, anggota keluarga saya yang dibunuh di rumah mereka karena agama yang mereka anut," ujar Suzanne Barakat seperti dilansir On Islam (8/3).
Barakat adalah salah satu dari orang-orang Muslim yang telah menghadapi meningkatnya Islamofobia.
Di North Carolina, di mana ia belajar ilmu kedokteran, beberapa pasien menolak untuk berjabat tangan atau melihatnya sinis karena jilbabnya. Bahkan ia mengaku pernah bertemu pasien yang mengancamnya. Di San Francisco, Barakat telah mengalami kefanatikan karena jilbabnya.
Meskipun peningkatan sentimen anti-Muslim, Barakat mengaku masih bersyukur karena masih ada pihak yang mendukungnya. Yakni dukungan di Bay Area, termasuk di SF Rumah Sakit Umum. "Saya sangat tersentuh, sangat bersyukur menjadi bagian dari komunitas itu," katanya.
Deah Shaddy Barakat (23 tahun), istri dari Yusor Mohammad Abu-Salha (21) dan adiknya Razan Mohammad Abu-Salha (19), ditemukan tewas di sebuah kompleks kondominium di luar kampus.
Pria bersenjata, yang diidentifikasi sebagai 46 tahun Craig Stephen Hicks, dilaporkan menyerahkan diri ke polisi. Tersangka penembakan Chapel Hill, Craig Hicks, yang dikatakan telah marah atas sengketa parkir.
Argumen ditolak oleh komentator dan anggota keluarga korban. Mereka mengatakan penembakan tersebut dimotivasi oleh ras dan agama.