REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arrmanatha Nasir mengimbau kepada Kedutaan Besar Indonesia di Timur Tengah untuk melakukan pendekatan kepada Warga Negara Indonesia (WNI) baik para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ataupun mahasiswa agar tidak masuk dan ikut dalam konflik yang ada di Timur Tengah.
Hal tersebut dilakukan sebagai salah satu bentuk pencegahan bergabungnya WNI dalam kelompok radikal seperti ISIS.
"Kami ingatkan kedutaan besar untuk melakukan pendekatan WNI agar tidak gampang masup kelompok radikal serta menjauhi kelompok radikal," ujar Nasir, Senin (9/3).
Kemenlu juga meminta kepada kedutaan di Timur Tengah untuk lebih berhati-hati memberikan visa dan lebih teliti dalam verifikasi kepada WNI yang akan melakukan perjalanan ke Timur Tengah.
"Agar bisa dicegah," ucapnya.
Sebelumnya, sebanyak 16 WNI memisahkan diri saat ikut tur ke Istanbul, Turki. Setibanya di Bandara Attaturk, Turki, pada tanggal 24 Februari 2015, mereka memisahkan diri dan tidak bergabung kembali dengan rombongan tur hingga waktunya pulang ke Indonesia.
Menurut pimpinan rombongan tur, pada 28 Februari 2015, ke-16 WNI itu memisahkan diri dari rombongan tur dengan alasan ada acara keluarga.