Senin 09 Mar 2015 16:12 WIB

Identitas 21 WNI di Kapal Taiwan Hilang Belum Dipastikan

Rep: C07/ Red: Yudha Manggala P Putra
Peta Taiwan.
Foto: Chinamaps.info/ca
Peta Taiwan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri, Lalu Muhammad Iqbal membenarkan adanya 21 warga negara indonesia (WNI) yang ikut dalam kapal penangkap ikan The Hsiang Fu Chun dinyatakan hilang misterius di bagian selatan Samudra Atlantik.

"Kami dapat informasi bahwa di kapal yang berbobot 700 ton terdapat 21 WNI. Kami juga langsung koordinasi dengan Konsulat Dagang Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipe dan agen-agen di Indonesia," ujar Iqbal dii Kementrian Luar Negeri RI, Jalan Pejambon Nomor 6, Jakarta Pusat, Senin (9/3).

Beberapa agen, sambung Nasir, juga sudah menghubungi dan membenarkan adanya WNI dalam kapal tersebut. Namun, Kemenlu belum bisa memastikan identitas dan asal daerah dari ke 21 WNI tersebut.

"Belum jelas (identitas dan asal), yang jelas ada agen yang hubungi kita dari Tegal. Namun kan bisa juga mereka dari daerah lain," ucapnya.

Karena, seperti kasus kapal Oryong 501 yang tenggelam, banyak WNI yang melakukan perpindahan kapal atau berpisah di tengah perjalanan kapal. Sehingga, data dari agen juga harus diverifikasi lebih lanjut.

Selain itu, meskipun Indonesia tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan Taiwan, tidak mempersulit proses pencarian. Karena, Indonesia memiliki KDEI yang langsung melakukan koordinasi dengan pemerintah Taiwan.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Arrmanatha Nasir mengatakan kapal itu hilang kontak tak lama setelah melaporkan adanya kebocoran di dek pada (26/2) lalu sekitar pukul 03.00 dini hari.

Kapal berusia 28 tahun itu hilang di perairan Laut Selatan Atlantik pada jarak 2700 Km dari Kepulauan Falkland. Di dalam kapal itu ada 49 ABK, diperkirakan 21 ABK WNI, 11 WN Tiongkok, 11 WN Filipina, tiga WN Vietnam dan dua WN Taiwan.

Ia menjelaskan karena titik lokasi kapal yang sangat jauh, sehingga Pemerintah Taiwan meminta banhtuan kepada Pemerintah Inggris dan Argentina untuk ikut membantu dalam pencarian kapal. "Namun, kami masih belum tahu di mana kapal dan apa yang terjadi kepadanya," jelas Nasir.

Kapal tersebut diketahui merupakan kapal pencari ikan di daerah Laut Atlantik dan sedang dalam perjalanan kembali ke Taiwan, karena pada bulan Mei kapal tersebut sudah harus berada di Pelabuhan Taiwan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement